Kelompok 5 (Semangka)
1. Amylia
Arifin ( 10513806 )
2. Dicky
Noviandi R ( 12513423 )
3. Hendra
Setiawan ( 14513020 )
4. Ikhasan
Zakaria ( 14513257 )
5. Widya
Djaati ( 19513267 )
LATAR BELAKANG
Kepemimpinan adalah proses individu mempengaruhi orang
lain dimana individu memiliki kemauan dan kesiapan yang mendorong,
mengerakkan untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan bersama. Menurut Robert
Tanembaum (dalam Ismainar, 2015) Pemimpin
adalah mereka yang mengunakan wewenang formal untuk menorganisasikan,
mengarahkan, mengontril para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua
bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.
1.
Definisi
kepemimpinan
Dibawah ini ada beberapa pengertian dari kepemimpinan,
diantara nya :
kepemimpinan
menurut Yuki (dalam Ismainar, 2015) adalah
kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi, dan mampu membuat orang lain
memberi kontribusinya demi efektivitas
dan keberhasilan suatu organisasi. Menurut Nawawi dan Handari, (2006)
mendefinisikan kepemimpinan adalah kemampuan atau kecerdasan yang mendorong sejumlah
orang agar berkerja sama dalam
melaksanakan kegiatan yang terarah pada tujuan bersama.
Menurut
Suyanto (dalam Ismainar, 2015) mendefinisikan
kepemimpinan yaitu penggunaan keterampilan seseorang dalam mempengaruhi orang
lain. Berdsarkan
definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kepempimpinan merupakan kemauan dan
kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong,
mengerakkan untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan bersama. Kuncinya dalam
membangun suatu tim yang kuat dan adaptif peran Leadership sangat menentukan efektifitas tim.
Menurut
Drs. H. Malayu S.P Hasibuan (dalam
Ismainar, 2015) Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang
kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari
pekerjaannya dalam mnencapai tujuan.
Menurut
Robert Tanembaum (dalam
Ismainar, 2015) Pemimpin adalah mereka yang mengunakan
wewenang formal untuk menorganisasikan, mengarahkan, mengontril para bawahan
yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi
mencapai tujuan perusahaan.
Kepemimpinan (dalam Ismainar, 2015) adalah
kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan
sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam
menentukan tujuan organisasi, memotivasi, perilaku pengikut untuk mencapai
tujuan, memperbaiki kelompok dan budayanya.
Berdasarkan pengertian kepemimpinan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa, kepemimpinan ada proses seseorang dapat mempengaruhi orang
lain, memotivasi, dengan cara nya
tersendiri, membuat orang lain nyaman atau tidak nyaman, dengan tujuan
tertentu.
Kepemimpinan
terbagi menjadi 4 tipe ( dalam
Tangkilisan, 2015) :
1. Kepemimpinan
Direktif (directive leadership)
Yaitu bawahan tahu
secara jelas apa yang diharapkan dari mereka dan perintah-perintah khusus apa
yang diberikan oleh pemimpin. Disini tidak dikenal partisipasi bawahan, atau
bersifat autokratis.
2. Kepemimpinan
Suportif (supportive leadership)
Yaitu pemimpin selalu
bersedia menjelaskna, bertindak sebagai rekanan dan mudah didekati.
3. Kepemimpinan
Partisipatif (participative leadership)
Yaitu pemimpin meminta
dan menggunakan saran-saran bawahan, tetapi berperan dalam pengambilan dan
pembuatan keputusan.
4. Kepemimpinan
Berorientasi Prestasi (achievement oriented leadership)
Yaitu pemimpin
mengajukan tantangan-tantangan dengan tujuan yang menarik bagi bawahan, dan
merangsang bawahan untuk mencapai tujuan tersebut serta melaksanakannya dengan
baik.
2. Teori
Kepemimpinan Partisipant
Kepemimpinan partisipatif (dalam, runtuwene 2014) muncul dari beberapa teori kepemimpinan maupun
dari berbagai studi dan penelitian tentang kepemimpinan. Di antaranya adalah
teori Path-Goal atau jalan-tujuan. Teori ini menganalisa pengaruh atau dampak
kepemimpinan terhadap motivasi bawahan, kepuasan, dan pelaksanaan kerja. Teori
path-goal memasukkan empat tipe atau gayapokok perilaku pemimpin (Lunenburg
& Ornstein, 1991: 143-144; Reksohadiprojo dan Handoko, 2001:289-290), yaitu
kepemimpinan direktif, kepemimpinan suportif, kepemimpinan partisipatif, dan
kepemimpinan orientasi-prestasi.
Menurut teori ini kepemimpinan partisipatif adalah
pemimpin meminta dan menggunakan saran-saran bawahan, tetapi masih membuat keputusan.
Kebanyakan studi dalam organisasi menyimpulkan bahwa dalam tugas-tugas yang
tidak rutin karyawan lebih puas di bawah pimpinan yang partisipatif daripada
pemimpin yang non partisipatif. Kepemimpinan partisipatif menyangkut
usaha-usaha oleh seorang manajer untuk mendorong dan memudahkan partisipasi
orang lain dalam pengambilan keputusan yang jika tidak akan dibuat tersendiri
oleh manajer tersebut (Yukl, 1998:132). Kepemimpinan ini mengandung aspek-aspek
kekuasaan seperti bersama-sama menanggung kekuasaan, pemberian kekuasaan dan
proses-proses mempengaruhi yang timbal-balik. Sedangkan yang menyangkut
aspek-aspek perilaku kepemimpinan seperti prosedur-prosedur spesifik yang
digunakan untuk berkonsultasi dengan orang lain untuk memperoleh gagasan dan saran-saran,
serta perilaku spesifik yang digunakan untuk proses pengambilan keputusan dan
pendelegasian kekuasaan.
a. Teori X dan
Teori Y dari Douglas McGregor
Salah satu model perilaku kepemimpinan adalah teori X
dan Y ( dalam, Purwanto, 2006) yang dikemukakan oleh Dauglas Mcgregor. Teori X
dan Y didasarkan pada berbagai asumsi tentang gaya karyawan/pegawai dan
bagaimana memotivasi mereka. Berbagai asumsi yang mendasari teori X dan Y
adalah :
a)
Teori X
1)
Karyawan
cenderung tidak suka (malas) bekerja, kalau mungkin menghindarinya.
2)
Karyawan harus
ingin selalu diarahkan
3)
Manajer harus
selalu mengawasi kerja
b)
Teori X
1)
Karyawan suka
bekerja
2)
Karyawan
memiliki komitmen pada tujuan organisasi akan dapat mengarahkan dan
mengendalikan dirinya sendiri
3)
Karyawan belajar
untuk menerima bahkan mencari tanggung jawab pada saat bekerja
b. Teori
system empat dari Rensis Likert
Rensis Likert, (
dalam Ruky, 2002) menggabungkan kategori gaya dan orientasi pada tugas dan
orientasi pada kawyawan, menyusun sebuah model aktifitas manajemen empat
tingkat :
a)
Manajer sistem 1
Dalam system 1
manajer atau pemimpin membuat keputusan yang berkaitan dengan pekerjaan dan
memerintahkan bawahan untuk melaksanakannya. Manajer juga menentukan secara
kaku standard an metode pelaksanaannya.
Rensis Likert
dan Stone ( dalam, Nurdin 2007) Mengembangkan Empat system tersebut terdiri
dari:
1.
Sistem 1 otoritatif
dan eksploitif
Manajer
membuat semua keputusan yang berhubungan dengan kerja dan memerintah para
bawahan untuk melaksanakannya. Standar dan metode pelaksanaan juga secara kaku
ditetapkan oleh manajer.
2.
Sistem 2 otoritatif dan benevolent
Cirinya
masih memberi perintah-perintah, tetapi bawahan masih mempunyai kebebasan
tertentu untuk mengomentari perintah
3.
Sistem 3 konsultatif,
Cirinya
menetapkan tujuan dan memberi perintah umum setelah dibahas bersama.
4.
Sistem 4 partisipatif,
Cirinya
tujuan ditetapkan dan keputusan dibuat oleh kelompok (system ideal)
c. Teory of leadership pattern chace dari
Tannembaum & Schmidt
Seseorang dapat melakoni gaya kepemimpinan dalam suatu
horizont mulai dari sangat otokratik hingga
partisipatif (dalam Khasali, 2007)
a)
Otokratik,
kepemimpinan yang lebih otoriter, bisa melakukan banyak hal sendirian dan
membiarkan karyawan/bawahan berada dalam kegelapan dam menginformasikan
bawahan.
b)
Partisipatif,
gaya kepemimpinan ini eksekutif
melibatkan bawahan-bawahannya dalam berbagai hal, yaitu pengumpulan dara,
mendiagnosis masalah, mencapai persetujuan dan sebagainya.
d. Teori
kepemimpinan dari konsep modern choice
approach to participation yang memuat deciciom
on tree for leadership dari Vroom & Yetto
Teorinya didasarkan bagaimana perilaku pembuatan
keputusan pemimpin mempengaruhi kualitas dan pembuatan keputusan bawahan dan penerimaan bawahan
terhadap keputusan atasan. ( dalam Sarwono, 2005) Ada tiga macam prosedur
pembuatan keputusan adalah sebagai berikut
a)
Otokratik adalah
pemimpin membuat keputusannya sendiri dan meminta anggota kelompoknya untuk
menaati keputusan tersebut.
b)
Konsultasi :
pemimpin berkonsultasi terlebih dahulu dengan anggota-anggotanya ( meminta
masukkan atau pertimbanga) sebelum memuat keputusan
c)
Keputusan
bersama : pemimpin dan anggota bersama-sama membuat keputusan.
e. Teori
kepemimpinan dari konsep contingency
theory of leadership dari Fiedler
Teori
kontingensi (contingency Theory)
terbagi menjadi (dalam Soekarso & Putong, 2015) :
a)
Teori ini
pendekatan analisanya berdasarkan pada hokum situasi (low of the situation), bahwa setiap situasi yang berbeda akan
mempengaruhi gaya kepemimpinan yang berbeda pula.
b)
Teori ini
menganggap bahwa setiap organisasi memiliki karakteristik situasi masing-masing
dan menghadapi masalah yang berbeda, oleh karena itu setiap organisasi atau
situasi yang berbeda harus dihadapi dengan gaya kepemimpinan yang berbeda.
c)
Kepemimpinan
yang efektif teori kotingensi adalah kepemimpinan yang memiliki dab
memberdayakan berubah-ubah (changes
leader): setiap yang berbeda, memperagakan gaya yang berbeda pula.
f.
Teori kepemimpinan dari konsep Puth Goal teory
Menurut model ini, pemimpin menjadi efektif karena efek positif yang
mereka berikan terhadap motivasi para pengikur, kinerja dan kepuasan. Teori ini
dianggap sebagai path-goal karena terfokus pada bagaimana pemimpim mempengaruhi
persepsi dari pengikutnya tentang tujuan pekerjaan, tujuan pengembangan diri,
dan jalur yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan (Ivancevich, dkk, 2007:205).
Dasar dari path goal adalah teori motivasi ekspektansi. Teori awal dari
path goal menyatakan bahwa pemimpin efektif adalah pemimpin yang bagus dalam
memberikan imbalan pada bawahan dan membuat imbalan tersebut dalam satu
kesatuan (contingent) dengan pencapaian bawahan terhadap tujuan sepsifik. Jadi,
dalam konsep ini pemimpin yang dianggap baik dalam menjalankan tugas, adalah
pemimpin yang selalu memberikan rewad kepada bawahannya.
PENUTUP
Kepemimpinan adalah proses yang berada dalam suatu
kelompok, organisasi, dimana seseorang mempunyai hak mempengaruhi orang lain,
memotivasi orang lain dengan cara dan strategi masing-masing dengan tujuan tertentu
dan untuk menjalankan kepetingan bersama.
DAFTAR
PUSTAKA
Ismainar, Hetty (2015).,Manajemen unit kerja. Deepublish : Sleman
Khasali,
Renald (2007)., Change! Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Lastiko,
Runtuwene ( 2014) Kepemimpinan dan pengambilam keputusan partisipatif http://sulut.kemenag.go.id/file/file/Katolik/xcjq1363633187.pdf Di akses 19.25 tanggal 30 Oktober 2015
Nurdin,
Didin (2007)., Ilmu dan aplikasi Pendidikan bagian 2 ilmu pendidikan praktisipant Imperial Bhakti Utama :
Jakarta
Purwanto, Djoko (2006)., Komunikasi bisnis edisi ke 3 Penerbit Erlangga : Jakarta
Ruky, Ahmad S
(2002)., Sukses sebagai manajer
professional tanpa gelar MM atau MBA. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Sutanto, E.,M (2000) Peranan Gaya Kepemimpinan yang Efektif dalam Upaya Meningkatkan
Semangat dan Kegairahan Kerja Karyawan di Toserba Sinar Mas
Sidoarjo.Vol 2 No 2. 2015 http://repository.petra.ac.id/15487/1/MAN00020203.pdf Di akses 21.30 tanggal 30 Oktober 2015
Sarwono,
sarlito W (2005).Psikologi sosial. Balai Pustaka : Jakarta
Soekarso
& Putong, Iskandar (2005).,Kepemimpinan. Gramedia : Jakarta
Tangkilisan, H.N.S., (2005) Manajemen public. Grasindo : Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar