Nama : widya djaati
Npm : 19513267
Kelas : 1PA09
HUBUNGAN ANTARA EKOLOGI
DAN ILMU LAINNYA MENURUT ILMU PSIKOLOGI
1.
Sejarah Ekologi
Dalam pandangan historis, ekologi tidak begitu jelas. Ini
disebabkan karena perkembangannya yang berangsur-angsur. Catatan Hipocratus,
Aristoteles, dan filosof lainnya, merupakan naskah kuno yang berisi rujukan
tentang masalah-masalah ekologi, meskipun tidak menggunakan nama ekologi. Baru
pada abad ke-16 dan 17 ayang timbul dari natural history yang kemudian berkembang
menjadi satu ilmu yang sistematik, analitik, dan obyektif mengenai hubungan
organisme dan lingkungan yaitu EKOLOGI. Nama tersebut baru dikemukakan oleh
seorang ahli biologi Jerman yang bernama Earns Haeckel (1834-1919) pada tahun
1860.
Sebelum itu, banyak orang besar dari kebangunan biologi abad ke-18 telah menyumbang kepada pokok persoalannya walaupun etiket “ekologi” tidak digunakan. Misalnya: Anton van Leeuwenhoek, yang lebih dikenal sebagai ahli mikroskop perintis dari awal tahun 1700 juga mempelopori pengkajian “rantai-rantai makanan” dan “pengaturan populasi”, dua bidang penting dalam ekologi mutakhir.
Sebelum itu, banyak orang besar dari kebangunan biologi abad ke-18 telah menyumbang kepada pokok persoalannya walaupun etiket “ekologi” tidak digunakan. Misalnya: Anton van Leeuwenhoek, yang lebih dikenal sebagai ahli mikroskop perintis dari awal tahun 1700 juga mempelopori pengkajian “rantai-rantai makanan” dan “pengaturan populasi”, dua bidang penting dalam ekologi mutakhir.
Sekitar tahun 1900, ekologi diakui sebagai suatu disiplin
ilmu dan berkembang terus dengan cepat. Apalagi saat dunia sangat peka terhadap
masalah lingkungan dalam mengadakan dan memelihara mutu manusia. Ekologi
merupakan cabang ilmu yang mendasarinya dan selalu berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari.
2.
Pengertian Ekologi
Ekologi berasal dari bahasa Yunani “Oikos” yang berarti
rumah atau tempat hidup, dan “logos” yang berarti ilmu. Secara harfiyah Ekologi
adalah pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap
lingkungannya. Ekologi merupakan ilmu pengetahuan tentang hubungan antara
organisme dan lingkungannya. Atau ilmu yang mempelajari pengaruh faktor
lingkungan terhadap jasad hidup. Ada juga yang mngatakan bahwa ekologi adalah
suatu ilmu yang mencoba mempelajari hubungan antara tumbuhan, binatang, dan
manusia dengan lingkungannya di mana mereka hidup, bagaimana kehidupannya, dan
mengapa berada di tempat tersebut. Ekologi merupakan salah satu cabang Biologi
yang hanya mempelajari apa yang ada dan apa yang terjadi di alam dengan tidak
melakukan percobaan.
Tetapi biasanya ekologi didevinisikan sebagi pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok-kelompok organisme terhadap lingkungannya, atau ilmu hubungan timbal-balik antara organisme-organisme hidup dan lingkungannya. Sebab ekologi memperhatikan terutama biologi “golongan-golongan” organisme dan dengan proses-proses fungsional di daratan dan air adalah lebih tetap berhubungan dengan upaya mutakhir untuk mendevinisikan ekologi sebagai pengkajian struktur dan fungsi alam, telah dipahami bahwa manusia merupakan bagian dari pada alam.
Menurut Odum (1971) ekologi mutakhir adalah suatu studi yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem atau alam di mana manusia adalah bagian dari alam. Struktur di sini menunjukan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk kerapatan atau kepadatan, biomas, penyebaran potensi unsur-unsur hara (materi), energi, faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang mencirikan sistem tersebut. Sedangkan fungsinya menggambarkan sebab-akibat yang terjadi dalam sistem. Jadi pokok utama ekologi adalah mencari pengertian bagaimana fungsi organisme di alam.
Tetapi biasanya ekologi didevinisikan sebagi pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok-kelompok organisme terhadap lingkungannya, atau ilmu hubungan timbal-balik antara organisme-organisme hidup dan lingkungannya. Sebab ekologi memperhatikan terutama biologi “golongan-golongan” organisme dan dengan proses-proses fungsional di daratan dan air adalah lebih tetap berhubungan dengan upaya mutakhir untuk mendevinisikan ekologi sebagai pengkajian struktur dan fungsi alam, telah dipahami bahwa manusia merupakan bagian dari pada alam.
Menurut Odum (1971) ekologi mutakhir adalah suatu studi yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem atau alam di mana manusia adalah bagian dari alam. Struktur di sini menunjukan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk kerapatan atau kepadatan, biomas, penyebaran potensi unsur-unsur hara (materi), energi, faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang mencirikan sistem tersebut. Sedangkan fungsinya menggambarkan sebab-akibat yang terjadi dalam sistem. Jadi pokok utama ekologi adalah mencari pengertian bagaimana fungsi organisme di alam.
Jelaslah bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk
hidup dalam rumah tangganya atau ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan
timbal balik antara makhluk hidup sesamanya dan dengan komponen di sekitarnya.
Dengan demikian seorang ahli ekologi juga menaruh minat kepada manusia, sebab
manusia merupakan spesies lain (makhluk hidup) dalam kehidupan di biosfer
(tempat hidup) secara keseluruhan. Selanjutnya dengan adanya gerakan kesadaran
lingkungan di negara maju sejak tahun 1968 sedangkan di Indonesia sejak tahun
1972, di mana setiap orang mulai memikirkan masalah pencemaran, daerah-daerah
alami, hutan, perkembangan penduduk, masalah makanan, penggunaan energi,
kenaikan suhu bumi karena efek rumah kaca atau pemanasan global, ozon berlubang
dan lainnya telah memberikan efek yang mendalam atas teori ekologi. Ekologi
merupakan disiplin baru dari Biologi yang merupakan mata rantai fisik dan
proses biologi serta bentuk-bentuk yang menjembatani antara ilmu alam dan ilmu
sosial.
Ø Pembagian Ekologi
Ekologi
dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
1.
Autekologi:
membahas pengkajian individu organisme atau spesies. Sejarah-sejarah hidup dan
prilaku sebagai cara-cara penyesuaian diri terhadap lingkungan biasanya
mendapatkan penekanan.
2.
Synekologi:
membahas pengkajian golongan atau kumpulan organisme-organisme yang berasosiasi
bersama sebagai satuan.
Bila diadakan suatu studi mengenai hubungan suatu jenis
pohon terhadap lingkungan, pengkajian itu akan bersifat autekologi. Apabila
studi itu memperhatikan atau mengenai hutan di mana jenis pohon itu tumbuh,
pendekatannya bersifat sinekologi.
Pembagian ekologi seperti ini sangat berguna dalam
penelitian. Seseorang yang akan melakukan penelitian dapat memusatkan diri pada
proses-proses, tingkat-tingkat, lingkungan-lingkungan, organisme-organisme,
atau masalah-masalah dan membuat sumbangan-sumbangan yang bernilai terhadap
keseluruhan mengenai biologi lingkungan.
4. Aplikasi Ekologi
Manusia sebagai satu bagian dari alam merupakan bagian utama
dari lingkungan yang kompleks. Kegiatan-kegiatan seperti perkembangan penduduk,
industri pembangunan jalan-jalan dan hutan, pemakaian insektisida, penggunaan
unsur-unsur radio aktif, pembuatan bandara, perumahan, dan sebagainya merupakan
contoh yang dapat mempercepat proses perubahan lingkungan dari bumi ini.
Manusia dengan kelebihannya yang mempunyai akal dan pikiran dalam kemajuan
teknologi ini merasa makhluk yang paling berkuasa di alam ini.
Penemuan-penemuan yang pada mulanya bertujuan untuk kesejahteraan manusia dapat
menjadi bomerang terhadap hidupnya bila prinsip-prinsip ekologi diabaikan.
Untuk
hidup dan hidup berkelanjutan bagi manusia harus belajar memahami lingkungannya
dan pandai mengatur sumber-sumber daya alam dengan cara-cara yang dapat
dipertanggungjawabkan demi pengamanan dan kelestarian. Seorang ahli ekologi
harus dapat melihat jauh ke depan, dalam jangka panjangan yang lebih bersifat
pengamanan dan pemeliharaan untuk dapat hidup dengan baik dengan tingkat
kesejahteraan yang lebih tinggi.
Asas-asas ekologi dalam kenyataan dewasa ini banyak dipakai untuk menganalisis lingkungan hidup manusia, pertambahan penduduk, peningkatan produksi makanan, penghijauan, erosi, banjir, pelestarian plasma nutfah, dan hewana-hewan langka, koleksi buah-buahan langka, pencemaran (polusi), dan lain sebagainya. Pada dasarnya masalah lingkungan itu timbul karena kegiatan manusia sendiri yang tidak mengindahkan atau tidak mengerti prinsip-prinsip ekologi.
Asas-asas ekologi dalam kenyataan dewasa ini banyak dipakai untuk menganalisis lingkungan hidup manusia, pertambahan penduduk, peningkatan produksi makanan, penghijauan, erosi, banjir, pelestarian plasma nutfah, dan hewana-hewan langka, koleksi buah-buahan langka, pencemaran (polusi), dan lain sebagainya. Pada dasarnya masalah lingkungan itu timbul karena kegiatan manusia sendiri yang tidak mengindahkan atau tidak mengerti prinsip-prinsip ekologi.
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya.
Berasal dari kata Yunani oikos (“habitat”) dan logos (“ilmu”). Ekologi diartikan sebagai
ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi
antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari
sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. ekologi mempunyai
pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan
kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda
tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya
Para
ahli ekologi mempelajari hal berikut :
a.
Perpindahan
energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain ke
dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang menyebabkannya.
b.
Perubahan
populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang
menyebabkannya.
c.
Terjadi
hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan
antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Kini
para ekolog(orang yang mempelajari ekologi)berfokus kepada Ekowilayah bumi dan
riset perubahan iklim.
Ø Konsep
Ekologi
Hubungan
keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh komponen ekosistem harus
dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang (homeostatis). Perubahan
terhadap salah satu komponen akan memengaruhi komponen lainnya. Homeostatis
adalah kecenderungan sistem biologi untuk menahan perubahan dan selalu berada
dalam keseimbangan.
Ekosistem
mampu memelihara dan mengatur diri sendiri seperti halnya komponen penyusunnya
yaitu organisme dan populasi. Dengan demikian, ekosistem dapat dianggap suatu cibernetik
di alam. Namun manusia cenderung mengganggu sistem pengendalian alamiah
ini.ekosistem merupakan kumpulan dari bermacam-macam dari alam tersebut, contoh
hewan, tumbuhan, lingkungan, dan yang terakhir manusia.
3.
Hubungan Ekologi dengan Ilmu-Ilmu Lain
Ekologi mempunyai perkembangan yang berangsur-angsur. Dari
perkembangan itu semakin terlihat bahwa ekologi mempunyai hubungan dengan
hampir ilmu-ilmu lainnya. Guna memahami ruang lingkup dan sangkut-pautnya
ekologi, persoalannya harus dipandang dalam hubungannya dengan ilmu-ilmu lain.
Untuk mengerti hubungan antara organisme dan lingkungan, semua bidang ilmu yang
menerangkan tentang komponen-komponen makhluk hidup dan lingkungan itu sangat
diperlukan. Jika berbicara mengenai pencemaran hutan, perkembangan penduduk,
masalah makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu bumi karena efek dari rumah
kaca atau pemenasan global, ozon berlubang dan lainnya, ini berarti juga harus
berbicara mengenai ilmu kimia, fisika, pertanian, kehutanan, ilmu gizi,
klimatologi, dan lainnya. Boleh dikatakan bahwa semakin hari semakin terasa
hubungan ekologi dengan hampir semua bidang ilmu yang ada. Semakin terasa bahwa
semua orang harus memahami ekologi.
Dalam ekologi, istilah populasi dinyatakan sebagai golongan individu-individu dari setiap spesies organisme. Sedangkan komunitas adalah semua populasi-populasi yang menduduki daerah tertentu. Komunitas dan lingkungan yang tidak hidup berfungsi bersama sebagai sistem ekologi atau ekosistem. Penting untuk diketahui bahwa tidak ada garis pemisah yang jelas ditunjukan pada spektrum yang dimaksud.
Dalam ekologi, istilah populasi dinyatakan sebagai golongan individu-individu dari setiap spesies organisme. Sedangkan komunitas adalah semua populasi-populasi yang menduduki daerah tertentu. Komunitas dan lingkungan yang tidak hidup berfungsi bersama sebagai sistem ekologi atau ekosistem. Penting untuk diketahui bahwa tidak ada garis pemisah yang jelas ditunjukan pada spektrum yang dimaksud.
Interaksi dengan lingkungan fisik (energi dan mineral) pada
setiap tingkat menghasilkan sistem-sistem fungsional yang khas. Di mana sistem
tersebut mempunyai tujuan dan merupakan gabungan dari berbagai komponen yang
secara teratur berinteraksi satu sama lain dan saling ketergantungan serta
membentuk satu kesatuan secara keseluruhan. Agar mudah dimengerti hubungan
organisme dan lingkungannya, semua bidang ilmu yang dapat menerangkan setiap
makhluk hidup dan lingkungan sangat diperlukan. Penyebaran, adaptasi dan
aspek-aspek fungsi organisme dan komunitas banyak dipelajari dalam ekologi dan
erat hubungannya dengan ilmu-ilmu biologi lainnya seperti taksonomi, morfologi,
fisiologi, genetika. Sedangkan klimatologi, ilmu tanah, geologi, dan fisika
memberikan informasi mengenai keadaan lingkungan. Jadi pengetahuan dan biologi
sangat diperlukan bagi seorang ahli ekologi untuk dapat mengungkapkan hubungan
antara lingkungan dan dunia kehidupan.
Ø Ekologi
dalam politik
Ekologi
menimbulkan banyak filsafat yang amat kuat dan pergerakan politik – termasuk
gerakan konservasi, kesehatan, lingkungan,dan ekologi yang kita kenal sekarang.
Saat semuanya digabungkan dengan gerakan perdamaian dan Enam Asas, disebut
gerakan hijau. Umumnya, mengambil kesehatan ekosistem yang pertama pada daftar
moral manusia dan prioritas politik, seperti jalan buat mencapai kesehatan
manusia dan keharmonisan sosial, dan ekonomi yang lebih baik.
Orang
yang memiliki kepercayaan-kepercayaan itu disebut ekolog politik. Beberapa
telah mengatur ke dalam Kelompok Hijau, namun ada benar-benar ekolog politik
dalam kebanyakan partai politik. Sangat sering mereka memakai argumen dari
ekologi buat melanjutkan kebijakan, khususnya kebijakan hutan dan energi.
Seringkali argumen-argumen itu bertentangan satu sama lain, seperti banyak yang
dilakukan akademisi juga.
Ø Ekologi
dalam ekonomi
Banyak
ekologi menghubungkan ekologi dengan ekonomi manusia:
v Lynn Margulis mengatakan bahwa studi
ekonomi bagaimana manusia membuat kehidupan. Studi ekologi bagaimana tiap
binatang lainnya membuat kehidupan.
v Mike Nickerson mengatakan bahwa
ekonomi tiga perlima ekologi sejak ekosistem menciptakan sumber dan membuang
sampah, yang mana ekonomi menganggap dilakukan untuk bebas.
Ekonomi
ekologi dan teori perkembangan manusia mencoba memisahkan pertanyaan ekonomi
dengan lainnya, namun susah. Banyak orang berpikir ekonomi baru saja menjadi bagian
ekologi, dan ekonomi mengabaikannya salah. Modal alam ialah 1 contoh 1 teori
yang menggabungkan 2 hal itu.
Ø Ekologi
dalam kacamata antropologi
Terkadang
ekologi dibandingkan dengan antropologi, sebab keduanya menggunakan banyak
metode untuk mempelajari satu hal yang kita tak bisa tinggal tanpa itu.
Antropologi ialah tentang bagaimana tubuh dan pikiran kita dipengaruhi
lingkungan kita, ekologi ialah tentang bagaimana lingkungan kita dipengaruhi
tubuh dan pikiran kita.
Beberapa
orang berpikir mereka hanya seorang ilmuwan, namun paradigma mekanistik
bersikeras meletakkan subyek manusia dalam kontrol objek ekologi — masalah
subyek-obyek. Namun dalampsikologi evolusioner atau psikoneuroimunologi
misalnya jelas jika kemampuan manusia dan tantangan ekonomi berkembang bersama.
Ekologi
adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dan lingkungan mereka.
Ahli ekologi mungkin menyelidiki hubungan antara populasi organisme dan
beberapa karakteristik fisik lingkungan mereka, seperti konsentrasi zat kimia, atau
mereka mungkin menyelidiki interaksi antara dua populasi organisme yang berbeda
melalui beberapa hubungan simbiosis atau kompetitif.
Sebagai
contoh, analisis interdisipliner suatu sistem ekologi yang sedang dipengaruhi
oleh satu atau lebih penyebab stres dapat mencakup beberapa bidang terkait ilmu
lingkungan. Dalam pengaturan muara mana pembangunan industri diusulkan dapat
mempengaruhi spesies tertentu dengan airdan polusi udara , ahli biologi akan
menggambarkan flora dan fauna, ahli kimia akan menganalisis transportasi
polutan air ke rawa, fisikawan akan menghitung polusi udaraemisi dan ahli
geologi akan membantu dalam memahami tanah rawa dan teluk lumpur.
Biolog
lingkungan atau yang biasa dikenal dengan ekologi adalah bagian dari ilmu
pengetahuan yang mempunyai hubungan erat dengan lingkungan. Ekologi berasal
dari kata oikos yang berarti rumah tangga dan logos yang mempunyai arti ilmu
pengetahuan. Jadi, ekologi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan keadaan lingkungannya yang
bersifat dinamis. Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya sangat
terbatas terhadap lingkungan yang bersangkutan, hubungan inilah yang disebut
dengan keterbatasan ekologi.
Dalam
keterbatasan ekologi terjadi degradasi ekosistem yang disebabkan oleh dua hal
yaitu peristiwa alami dan kegiatan manusia. Secara alami merupakan peristiwa
yang terjadi bukan karena disebabkan oleh perilaku manusia. Sedangkan yang
disebabkan oleh kegitan manusia yaitu degradasi ekosistem yang dapat terjadi
diberbagai bidang meliputi bidang pertanian, pertambangan, kehutanan,
konstruksi jalan raya, pengembangan sumber daya air dan adanya urbanisasi.
Seperti
banyak dari ilmu-ilmu alam, pemahaman konseptual ekologi ditemukan dalam
rincian yang lebih luas studi, termasuk:
•
distribusi dan kelimpahan organisme
•
pergerakan material dan energi melalui hidup masyarakat
•
pengembangan suksesi ekosistem, dan
•
kelimpahan dan distribusi keanekaragaman hayati dalam konteks lingkungan.
5. Ruang Lingkup Ekologi
Istilah
ekologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu oikos dan logos. Istilah
ini mula-mula diperkenalkan oleh Ernst Haeckel pada tahun 1869. Tetapi jauh
sebelurmya, studi dalam bidang-bidang yang sekarang termasuk dalam ruang
lingkup ekologi telah dilakukan oleh para pakar.
1)
Ekologi
merupakan cabang biologi, dan merupakan bagian dasar dari biologi. Ruang
lingkup ekologi meliputi populasi, komunitas, ekosistein, hingga biosfer.
Studi-studi ekologi dikelompokkan ke dalam autekologi dan sinekologi.
2)
Ekologi
berkembang seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Perkembangan ekologi
tak lepas dari perkembangan ilmu yang lain. Misalnya, berkembangnya ilmu
komputer sangat membantu perkembangan ekologi. Penggunaan model-model
matematika dalam ekologi misalnya, tidak lepas dari perkembangan matematika dan
ilmu kornputer.
Ø Ekosistem
1.
Ekosistem
merupakan satuan fungsional dasar yang menyangkut proses interaksi organisme
hidup dengan lingkungan mereka. Istilah tersebut pada mulanya diperkenalkan
oleh A.G.Tansley pada tahun 1935. Sebelumnya, telah digrrnakan istilah-istilah
lain, yairu biocoenosis, dan mikrokosmos.
2.
Setiap
ekosistem memiliki enam komponen yaitu produsen, makrokonsumen, mikrokonsumen,
bahan anorganik, bahan organik, dan kisaran iklim. Perbedaan antar ekosistem
hanya pada unsur-unsur penyusun masing-masing komponen tersebut. Masing-masing
komponen ekosistem mempunyai peranan dan mereka saling terkait dalam
melaksanakan proses-proses dalam ekosistem. Proses-proses dalam ekosistem
meliputi aliran energi, rantai makanan, pola keanekaragaman, siklus materi,
perkembangan, dan pengendalian.
3.
Daerah
Aliran sungai (DAS) dari suatu badan air, akan menentukan stabilitas dan proses
metabolisme yang berlangsung di dalam badan air yang bersangkutan. Pengelolaan
badan air harus menyertakan pengelolaan daerah aliran sungainya.
4.
Setiap
ekosistem rnampu mengendalikan dirinya sendiri, dan mampu menangkal setiap
gangguan terhadapnya. Kemampuan ini disebut homeostasis. Tetapi kemampuan ini
ada batasnya. Bilamana batas kemampuan tersebut dilampaui, ekosistem akan
mengalami gangguan. Pencemaran lingkungan merupakan salah satu bentuk gangguan
ekosistem akibat terlampauinya kemampuan homeostasis.
Ø Asas
Pengelolaan Lingkungan
Salah
satu permasalahan kebijaksanaan yang belum dikedepankan oleh pemerintah selama
ini adalah bahwa dalam penyusunan kebijaksanaan pengelolaan lingkungan,
Pemerintah tidak memiliki dan menerapkan asas-asas umum kebijakan lingkungan (
General Principles of Environmental Policy ) yang secara umum telah
dipergunakan di negara-negara yang memiliki komitmen tinggi dalam pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan.
Artinya,
kebijaksanaan pemerintah dalam penanganan permasalahan lingkungan saat ini
masih dipandang secara parsial dan tidak didasari hasil kajian yang
komprehensif. Dua masalah penting yang mengakibatkan bencana lingkungan
terbesar adalah masalah dinamika dan tekanan kependudukan, yang berimplikasi
pada semakin beratnya tekanan atau beban lingkungan. Kondisi ini diperparah
dengan kebijaksanaan pembangunan yang bias kota yang kemudian mengakibatkan
terjadinya perusakan tata ruang, pencemaran lingkungan akibat industri,
penyempitan lahan pertanian serta koversi hutan yang tak terkendali.
Ø Beberapa
Cabang Ilmu dari Ekologi
Karena
sifatnya yang masih sangat luas, maka ekologi mempunyai beberapa cabang ilmu
yang lebih fokus, yaitu :
- Ekologi Tingkah Laku
- Ekologi Komunitas dan Sinekologi
- Ekologi Fisiologi
- Ekologi Ekosistem
- Ekologi Evolusi
- Ekologi Global
- Ekologi Manusia
- Ekologi Populasi
- Ekologi Akuatik
- Ekologi Api
- Ekologi Fungsional
- Ekologi Polinasi
- Ekologi Hutan
- Ekologi Laut
- Ekologi Laut Tropis
- Ekologi Pangan dan Gizi
- Ekologi Hutan Mangrove
- Ekologi Kesehatan
- Ekologi Antariksa
- Ekologi Pedesaan
- Ekologi Serangga
- Ekologi Habitat
- Ekologi Pelestarian
- Ekologi Hewan
- Ekologi Produksi
- Ekologi Purbakala
- Ekologi Sosial
- Ekologi Radiasi
- EkologiTumbuhan Penganggu
- Ekologi Robot
- Ekologi Industri
Ø Ekologi
dan Hubungan dengan Ilmu Lain
Ekologi
adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan makluk hidup
dan lingkungannya. Bumi memiliki banyak sekali jenis-jenis mahkluk hidup, mulai
dari tumbuhan dan binatang yang sangat kompleks hingga organisme yang sederhana
seperti jamur, amuba dan bakteri. Meskipun demikian semua mahkluk hidup tanpa
kecuali, tidak bisa hidup sendirian.
Masing-masing
tergantung pada mahkluk hidup yang lain ataupun benda mati di sekelilinganya.
Misalnya seekor kijang membutuhkan tumbuh-tumbuhan tertentu untuk makanan, jika
tumbuhan di lingkungan sekitarnya dirusak maka kijang tersebut harus berpindah
atau mati kelaparan. Sebaliknya tumbuhan agar bisa hidup juga tergantung pada
binatang untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Kotoran binatang, bangkai
binatang maupun tumbuhan, menyediakan berbagai nutrisi yang bermanfaat bagi
tanaman.
Mempelajari
ekologi sangat penting, karena masa depan kita sangat tergantung pada hubungan
ekologi di seluruh dunia. Meskipun perubahan terjadi di tempat lain di bumi
ini, namun akibatnya akan kita rasakan pada lingkungan di sekitar kita.
Meskipun ekologi adalah cabang dari biologi, namun seorang ahli ekologi harus
menguasai ilmu lain seperti kimia, fisika, dan ilmu komputer. Ekologi juga
berhubungan dengan bidang ilmu-ilmu tertentu seperti geologi, meteorologi, dan
oseanografi, guna mempelajari lingkungan dan hubungannya antara tanah, air, dan
udara.
Banyak
yang mendifinisikan ekologi, menurut Kendeiihgh (1980) ekologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara organisme yang satu dengan yang
lainnya. Di dalam Webmaster Unabridged Dictionary, ekologi disebut sebagai
totalitas atau pola hubungan antara organisme-organisme dengan lingkungannya.
Lingkungan
di sini adalah gabungan dari komponen fisik maupun hayati yang berpengaruh
terhadap kehidupan organisme.Menuru Miller (1975), ekologi adalah ilmu mengenai
hubungan timbal balik antara organisme dan sesamanya serta dengan lingkungan
tempat tinggalnya dan menurut Odum, (1971) ekologi adalah suatu studi yang
mempelajari struktur dan fungsi ekosistem.
Struktur
di sini menunjukan suatu keadaan atau susunan dari sistem ekologi pada waktu
dan tempat tertentu. Keadaan itu termasuk kepadatan/kerapatan, biomassa,
penyebaran potensi unsur-unsur hara, energi, faktor-faktor fisik dan kimia
lainnya yang menberi karakteristik kondisi sistem tersebut yang kadang-kadang
mengalami perubahan. Sedangkan fungsinya menggambarkan peran setiap komponen
yang ada dalam sistem ekologi atau ekosistem. Jadi pokok utama ekologi adalah
mencari pengertian bagaimana fungsi organisme di alam.
Ekologi
berkaitan dengan berbagai ilmu pengetahuan yang relevan dengan kehidupan
(peradaban) manusia, seorang yang belajar ekologi sebenarnya bertanya tentang
berbagai hal bagaimana alam bekerja, bagaimana proses adaptasi dapat
berlangsung, apa yang diperlukan oelh organisme dan apa pula yang
dihasilkannya, bagaimana mereka berinteraksi dengan spesies lainnya, dan bagaimana
individu-individu dalam spesies diatur sebagai populasi serta bagaimana pula
eksotisme yang dimuculkan.
Komponen-komponen
yang ada di dalam lingkungan hidup meliputi komponen abiotik dan biotik yang
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan membentuk suatu sistem
kehidupan yang disebut ekosistem. Suatu ekosistem akan menjamin keberlangsungan
kehidupan apabila lingkungan itu dapat mencukupi kebutuhan minimum dari
kebutuhan organisme. Maka keberadaan komponen-komponen tersebut ada yang senatiasa
tersedia dan ada yang terbatas. Seperti populasi beberapa jenis flora ataupun
fauna (biotik) yang akhir-akhir ini punah dan sinar udara (abiotik) yang
senantiasa tersedia.
Ekologi
sebagai ilmu pengetahuan memiliki hubungan dan kesaling tergantungan dengan
ilmu lain, seperti Fisika, Kimia, Taksonomi, Genetika, Mikrobiologi,
Bioteknologi, Ilmu Lingkungan, hingga Politik dan ekonomi. Ekologi berhubungan
dengan ilmu Fisika dan Kimia seperti pada analisa fisik kimiawi terhadap
kondisi ekologi di satu tempat.
Contoh
lain, hubungan ekologi dengan Ekonomi dan Politik seperti pengaruh kondisi
ekologis yang dapat menjadi bahan pertimbangan pengambilan keputusan-keputusan
dalam hal kebijakan ekonomi dan politik.
Ekologi
berdasarkan objeknya dapat diklasifikasi menjadi : Ekologi hewan, Ekologi
Tumbuhan, Ekologi Gulma, Ekologi Parasit, dsb. Berdasarkan habitatnya dapat
dibagi menjadi ekologi estuari, ekologi darat, ekologi laut, ekologi
pegunungan, ekologi tanah dsb.
2.
EKOLOGI DAN PSIKOLOGI
Pengertian Psikologi Lingkungan
Berikut
beberapa definisi menurut para ahli :
- Heimstra dan Mc Farling (Prawitasari,1989) menyatakan bahwa psikologi lingkungan adalah disiplin ilmu yang memperhatikan dan mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan lingkungan fisik.
- Proshansky, Ittleson, dan Rivlin (Prawitasari, 1989) menyatakan bahwa psikologi lingkungan adalah apa yang dilakukan oleh psikolog terhadap lingkungan.
- Gifford (1987) mendefinisikan psikologi lingkungan adalah studi dari transaksi diantara individu dengan lingkungan fisiknya.
- Vietch dan Arkkelin (1995) mendefinisikan psikologi lingkungan sebagai ilmu perilaku multidisiplin yang memiliki orientasi dasar dan terapan yang memfokuskan interelasi antara perilaku dan pengalaman manusia sebagai individu dengan lingkungan fisik dan sosial.
Jadi
dapat ditarik kesimpulan bahwa psikologi lingkungan adalah ilmu yang
mempelajari perilaku manusia bedasarkan pengaruh lingkungannya, baik lingkungan
sosial, dan lingkungan alam.
Ø Ruang Lingkup Psikologi Lingkungan
Psikologi
lingkungan banyak mempunyai ruang lingkup diantaranya design, organisasi,
pemaknaan lingkuangan seperti alamiah, buatan, sosial, dan hasil modifikasi,
selain itu psikologi lingkungan juga mempelajari mengenai kebudayaan dan
kearifan lokal suatu tempat. Namun menurut Hardjowirogo, seorang antropolog,
menyatakan tidak ada jaminan akan keefektifan mawas diri. Contoh zaman sekarang
banyak orang tinggal dilingkungan yang baik namun perilakunya tidak
mencerminkan hal tesebut. Sehingga sekarang ini fungsi dari mawas diri hanya
jadi pengucapan belaka.
Ø Teori Ekologi Brofenbenner
Teori sistem ekologi Bronfenbenner
berfokus utama pada konteks sosial tempat anak tinggal dan orang-orang yang
mempengaruhi perkembangan anak. Teori ini terdiri dari lima sistem lingkungan
yang merentang dari interaksi interpersonal sampai ke pengaruh
kultur yang lebih luas. Kelima sistem tersebut adalah mikrosistem, mesosistem,
eksosistem, makrosistem dan kronosistem. (Helmi, 1999)
Ø Mikrosistem adalah setting
tempat individu banyak menghabiskan waktu. Beberapa konteks dalam sistem ini
antara lain adalah keluarga, teman sebaya, sekolah, dan tetangga. Dalam
mikrosistem inilah individu berinteraksi dengan agen sosial secara langsung
(keluarga, teman sebaya, guru).
Menurut
Bronfenbenner, dalam setting ini individu bukanlah penerima pengalaman
yang pasif, tetapi sebagai individu yang berinteraksi secara timbal balik
dengan orang lain. Bronfrenbrenner menunjukkan bahwa kebanyakan penelitian
tentang dampak-dampak sosiokultural berfokus pada mikrosistem. (Santrock,
Psikologi Pendidikan, 2008)
Ø Mesosistem adalah hubungan
antara beberapa mikrosistem atau hubungan antara beberapa konteks. Contohnya
adalah hubungan antara pengalaman keluarga dengan pengalaman sekolah, pengalaman
sekolah dengan pengalaman keagamaan, dan pengalaman keluarga dengan pengalaman
teman sebaya. (Santrock, Life-Span Development, 2002)
Dalam studi
terhadap seribu anak kelas delapan (3 SMP), diteliti dampak gabungan dari
pengalaman di keluarga dan di sekolah terhadap sikap dan prestasi siswa saat
siswa melewati masa transisi dari tahun terakhir SMP ke awal SMA (Epstein,1983
dalam Santrock, 2008). Siswa yang diberi kesempatan lebih banyak untuk
berkomunikasi dan mengambil keputusan (baik di rumah maupun di kelas)
menunjukkan inisiatif dan nilai akademik yang baik. (Santrock, Psikologi
Pendidikan, 2008)
Ø Eksosistem, dilibatkan
ketika pengalaman-pengalaman dalam setting sosial lain, ketika individu tidak
memiliki peran yang aktif mempengaruhi hal yang individu alami dalam konteks
yang dekat. Atau sederhananya menurut eksosistem melibatkan pengalaman individu
yang tak memiliki peran aktif di dalamnya. Misalnya, pengalaman kerja dapat
mempengaruhi hubungan seorang perempuan dengan suami dan anaknya. Seorang ibu
dapat menerima promosi yang menuntutnya melakukan lebih banyak pekerjaan, yang
dapat meningkatkan konflik perkawinan dan perubahan pola interaksi orang
tua-anak. (Santrock, Life-Span Development, 2002)
Contoh lain
eksosistem adalah pemerintah kota yang bertanggung jawab bagi kualitas taman,
pusat rekreasi dan fasilitas perpustakaan bagi anak-anak dan remaja. Keputusan
mereka bisa membantu bisa menghambat atau membantu perkembangan individu
secara tidak langsung. (Santrock, Life-Span Development, 2002)
Ø Makrosistem adalah kultur
yang lebih luas. Kultur merupakan istilah yang luas yang mencakup peran
etnis dan faktor sosioekonomi dalam perkembangan anak. Kultur adalah konteks
terluas tempat siswa dan guru tinggal, termasuk nilai dan adat istiadat masyarakat.
(Santrock, Psikologi Pendidikan, 2008)
Misalnya,
beberapa kultur (seperti Mesir dan Iran sebagai negara Islam), menekankan pada
peran gender yang tradisioanal. Kultur lain (seperti di Amerika Serikat)
menerima peran gender yang lebih bervariasi. Di kebanyakan negara Islam sistem
pendidikannya mengutamakan dominasi pria. Di Amerika, sekolah-sekolah semakin
mendukung nilai kesetaraan antara pria dan wanita. (Santrock, Psikologi
Pendidikan, 2008)
Satu dari aspek
atatus sosioekonomi murid adalah faktor perkembangan dalam kemiskinan.
Kemiskinan dapat memengaruhi perkembangan anak dan merusak kemampuan mereka
untuk belajar, meskipun beberapa anak di lingkungan miskin sangat rajin.
(Santrock, Psikologi Pendidikan, 2008)
Ø Kronosistem, meliputi
pemolaan peristiwa-peristiwa sepanjang rangkaian kehidupan dan keadaan
sosiohistoris dari perkembangan individu. Misalnya, dalam mempelajari dampak
perceraian terhadap anak-anak, para peneliti menemukan bahwa dampak negatif
sering memuncak pada tahun pertama setelah percaraian dan bahwa dampaknya lebih
negatif bagi anak laki-laki daripada anak perempuan (Hetherington, 1989 dalam
Santrock, 2008). Dua tahun setelah perceraian, interaksi dalam keluarga tidak
begitu kacau dan lebih stabil. (Santrock, Psikologi Pendidikan, 2008)
Bronfenbrenner
semakin banyak memberi perhatian kepada kronosistem sebagai sistem lingkungan
yang penting. Dia memperhatikan dua problem penting, yaitu banyaknya anak
Amerika yang hidup dalam kemiskinan (terutama dalam keluarga single-parent)
dan penurunan nilai-nilai. (Santrock, Life-Span Development, 2002)
Bronfenbenner
juga berpendapat bahwa anak-anak sekarang adalah generasi pertama yang
mendapatkan perhatian setiap hari, generasi pertama yang tumbuh dalam
lingkungan elektronik yang dipenuhi oleh komputer dan bentuk media baru,
generasi pertama yang tumbuh dalam revolusi seksual, dan generasi pertama yang
tumbuh di dalam kota yang semraut dan tak terpusat, yang tidak lagi jelas batas
antara kota, pedesaan atau subkota. (Santrock, Psikologi Pendidikan, 2008)
Ø Evaluasi Teori Bronfenbenner
Teori Bronfenbenner telah mendapat
banyak popularitas. Teori ini memberikan kerangka teoritis untuk mengkaji
konteks sosial secara sistematis, baik di tingkat mikro maupun makro. Teori ini
juga menjembatani kesenjangan antara teori behavioral yang berfokus pada setting
kecil dan teori antropologi yang menganalisis setting yang lebih luas.
Teorinya memicu perhatian orang pada arti penting kehidupan anak dari berbagai setting.
Misalkan guru seharusnya tidak hanya mempertimbangkan hal yang terjadi di
dalam kelas, tetapi juga mempertimbangkan apa yang terjadi dalam keluarga,
lingkungan, dan teman sebaya siswanya. (Santrock, Psikologi Pendidikan, 2008).
Para pengkritik teori Bronfenbenner
mengatakan bahwa teorinya tidak banyak memberi perhatian kepada faktor biologis
dan kognitif dalam perkembangan anak. Mereka juga menunjukkan bahwa teori
tersebut tidak membahas perubahan perkembangan bertahap yang menjadi fokus pada
teori-teori seperti teori Piaget dan Erikson. (Santrock, Psikologi
Pendidikan, 2008)
DAFTAR PUSTAKA
Nama : widya djaati
Npm : 19513267
Kelas : 1PA09
HUBUNGAN ANTARA EKOLOGI
DAN ILMU LAINNYA MENURUT ILMU PSIKOLOGI
2.
Sejarah Ekologi
Dalam pandangan historis, ekologi tidak begitu jelas. Ini
disebabkan karena perkembangannya yang berangsur-angsur. Catatan Hipocratus,
Aristoteles, dan filosof lainnya, merupakan naskah kuno yang berisi rujukan
tentang masalah-masalah ekologi, meskipun tidak menggunakan nama ekologi. Baru
pada abad ke-16 dan 17 ayang timbul dari natural history yang kemudian berkembang
menjadi satu ilmu yang sistematik, analitik, dan obyektif mengenai hubungan
organisme dan lingkungan yaitu EKOLOGI. Nama tersebut baru dikemukakan oleh
seorang ahli biologi Jerman yang bernama Earns Haeckel (1834-1919) pada tahun
1860.
Sebelum itu, banyak orang besar dari kebangunan biologi abad ke-18 telah menyumbang kepada pokok persoalannya walaupun etiket “ekologi” tidak digunakan. Misalnya: Anton van Leeuwenhoek, yang lebih dikenal sebagai ahli mikroskop perintis dari awal tahun 1700 juga mempelopori pengkajian “rantai-rantai makanan” dan “pengaturan populasi”, dua bidang penting dalam ekologi mutakhir.
Sebelum itu, banyak orang besar dari kebangunan biologi abad ke-18 telah menyumbang kepada pokok persoalannya walaupun etiket “ekologi” tidak digunakan. Misalnya: Anton van Leeuwenhoek, yang lebih dikenal sebagai ahli mikroskop perintis dari awal tahun 1700 juga mempelopori pengkajian “rantai-rantai makanan” dan “pengaturan populasi”, dua bidang penting dalam ekologi mutakhir.
Sekitar tahun 1900, ekologi diakui sebagai suatu disiplin
ilmu dan berkembang terus dengan cepat. Apalagi saat dunia sangat peka terhadap
masalah lingkungan dalam mengadakan dan memelihara mutu manusia. Ekologi
merupakan cabang ilmu yang mendasarinya dan selalu berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari.
2.
Pengertian Ekologi
Ekologi berasal dari bahasa Yunani “Oikos” yang berarti
rumah atau tempat hidup, dan “logos” yang berarti ilmu. Secara harfiyah Ekologi
adalah pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap
lingkungannya. Ekologi merupakan ilmu pengetahuan tentang hubungan antara
organisme dan lingkungannya. Atau ilmu yang mempelajari pengaruh faktor
lingkungan terhadap jasad hidup. Ada juga yang mngatakan bahwa ekologi adalah
suatu ilmu yang mencoba mempelajari hubungan antara tumbuhan, binatang, dan
manusia dengan lingkungannya di mana mereka hidup, bagaimana kehidupannya, dan
mengapa berada di tempat tersebut. Ekologi merupakan salah satu cabang Biologi
yang hanya mempelajari apa yang ada dan apa yang terjadi di alam dengan tidak
melakukan percobaan.
Tetapi biasanya ekologi didevinisikan sebagi pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok-kelompok organisme terhadap lingkungannya, atau ilmu hubungan timbal-balik antara organisme-organisme hidup dan lingkungannya. Sebab ekologi memperhatikan terutama biologi “golongan-golongan” organisme dan dengan proses-proses fungsional di daratan dan air adalah lebih tetap berhubungan dengan upaya mutakhir untuk mendevinisikan ekologi sebagai pengkajian struktur dan fungsi alam, telah dipahami bahwa manusia merupakan bagian dari pada alam.
Menurut Odum (1971) ekologi mutakhir adalah suatu studi yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem atau alam di mana manusia adalah bagian dari alam. Struktur di sini menunjukan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk kerapatan atau kepadatan, biomas, penyebaran potensi unsur-unsur hara (materi), energi, faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang mencirikan sistem tersebut. Sedangkan fungsinya menggambarkan sebab-akibat yang terjadi dalam sistem. Jadi pokok utama ekologi adalah mencari pengertian bagaimana fungsi organisme di alam.
Tetapi biasanya ekologi didevinisikan sebagi pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok-kelompok organisme terhadap lingkungannya, atau ilmu hubungan timbal-balik antara organisme-organisme hidup dan lingkungannya. Sebab ekologi memperhatikan terutama biologi “golongan-golongan” organisme dan dengan proses-proses fungsional di daratan dan air adalah lebih tetap berhubungan dengan upaya mutakhir untuk mendevinisikan ekologi sebagai pengkajian struktur dan fungsi alam, telah dipahami bahwa manusia merupakan bagian dari pada alam.
Menurut Odum (1971) ekologi mutakhir adalah suatu studi yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem atau alam di mana manusia adalah bagian dari alam. Struktur di sini menunjukan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk kerapatan atau kepadatan, biomas, penyebaran potensi unsur-unsur hara (materi), energi, faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang mencirikan sistem tersebut. Sedangkan fungsinya menggambarkan sebab-akibat yang terjadi dalam sistem. Jadi pokok utama ekologi adalah mencari pengertian bagaimana fungsi organisme di alam.
Jelaslah bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk
hidup dalam rumah tangganya atau ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan
timbal balik antara makhluk hidup sesamanya dan dengan komponen di sekitarnya.
Dengan demikian seorang ahli ekologi juga menaruh minat kepada manusia, sebab
manusia merupakan spesies lain (makhluk hidup) dalam kehidupan di biosfer
(tempat hidup) secara keseluruhan. Selanjutnya dengan adanya gerakan kesadaran
lingkungan di negara maju sejak tahun 1968 sedangkan di Indonesia sejak tahun
1972, di mana setiap orang mulai memikirkan masalah pencemaran, daerah-daerah
alami, hutan, perkembangan penduduk, masalah makanan, penggunaan energi,
kenaikan suhu bumi karena efek rumah kaca atau pemanasan global, ozon berlubang
dan lainnya telah memberikan efek yang mendalam atas teori ekologi. Ekologi
merupakan disiplin baru dari Biologi yang merupakan mata rantai fisik dan
proses biologi serta bentuk-bentuk yang menjembatani antara ilmu alam dan ilmu
sosial.
Ø Pembagian Ekologi
Ekologi
dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
1.
Autekologi:
membahas pengkajian individu organisme atau spesies. Sejarah-sejarah hidup dan
prilaku sebagai cara-cara penyesuaian diri terhadap lingkungan biasanya
mendapatkan penekanan.
2.
Synekologi:
membahas pengkajian golongan atau kumpulan organisme-organisme yang berasosiasi
bersama sebagai satuan.
Bila diadakan suatu studi mengenai hubungan suatu jenis
pohon terhadap lingkungan, pengkajian itu akan bersifat autekologi. Apabila
studi itu memperhatikan atau mengenai hutan di mana jenis pohon itu tumbuh,
pendekatannya bersifat sinekologi.
Pembagian ekologi seperti ini sangat berguna dalam
penelitian. Seseorang yang akan melakukan penelitian dapat memusatkan diri pada
proses-proses, tingkat-tingkat, lingkungan-lingkungan, organisme-organisme,
atau masalah-masalah dan membuat sumbangan-sumbangan yang bernilai terhadap
keseluruhan mengenai biologi lingkungan.
4. Aplikasi Ekologi
Manusia sebagai satu bagian dari alam merupakan bagian utama
dari lingkungan yang kompleks. Kegiatan-kegiatan seperti perkembangan penduduk,
industri pembangunan jalan-jalan dan hutan, pemakaian insektisida, penggunaan
unsur-unsur radio aktif, pembuatan bandara, perumahan, dan sebagainya merupakan
contoh yang dapat mempercepat proses perubahan lingkungan dari bumi ini.
Manusia dengan kelebihannya yang mempunyai akal dan pikiran dalam kemajuan
teknologi ini merasa makhluk yang paling berkuasa di alam ini.
Penemuan-penemuan yang pada mulanya bertujuan untuk kesejahteraan manusia dapat
menjadi bomerang terhadap hidupnya bila prinsip-prinsip ekologi diabaikan.
Untuk
hidup dan hidup berkelanjutan bagi manusia harus belajar memahami lingkungannya
dan pandai mengatur sumber-sumber daya alam dengan cara-cara yang dapat
dipertanggungjawabkan demi pengamanan dan kelestarian. Seorang ahli ekologi
harus dapat melihat jauh ke depan, dalam jangka panjangan yang lebih bersifat
pengamanan dan pemeliharaan untuk dapat hidup dengan baik dengan tingkat
kesejahteraan yang lebih tinggi.
Asas-asas ekologi dalam kenyataan dewasa ini banyak dipakai untuk menganalisis lingkungan hidup manusia, pertambahan penduduk, peningkatan produksi makanan, penghijauan, erosi, banjir, pelestarian plasma nutfah, dan hewana-hewan langka, koleksi buah-buahan langka, pencemaran (polusi), dan lain sebagainya. Pada dasarnya masalah lingkungan itu timbul karena kegiatan manusia sendiri yang tidak mengindahkan atau tidak mengerti prinsip-prinsip ekologi.
Asas-asas ekologi dalam kenyataan dewasa ini banyak dipakai untuk menganalisis lingkungan hidup manusia, pertambahan penduduk, peningkatan produksi makanan, penghijauan, erosi, banjir, pelestarian plasma nutfah, dan hewana-hewan langka, koleksi buah-buahan langka, pencemaran (polusi), dan lain sebagainya. Pada dasarnya masalah lingkungan itu timbul karena kegiatan manusia sendiri yang tidak mengindahkan atau tidak mengerti prinsip-prinsip ekologi.
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya.
Berasal dari kata Yunani oikos (“habitat”) dan logos (“ilmu”). Ekologi diartikan sebagai
ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi
antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari
sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. ekologi mempunyai
pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan
kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda
tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya
Para
ahli ekologi mempelajari hal berikut :
a.
Perpindahan
energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain ke
dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang menyebabkannya.
b.
Perubahan
populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang
menyebabkannya.
c.
Terjadi
hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan
antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Kini
para ekolog(orang yang mempelajari ekologi)berfokus kepada Ekowilayah bumi dan
riset perubahan iklim.
Ø Konsep
Ekologi
Hubungan
keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh komponen ekosistem harus
dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang (homeostatis). Perubahan
terhadap salah satu komponen akan memengaruhi komponen lainnya. Homeostatis
adalah kecenderungan sistem biologi untuk menahan perubahan dan selalu berada
dalam keseimbangan.
Ekosistem
mampu memelihara dan mengatur diri sendiri seperti halnya komponen penyusunnya
yaitu organisme dan populasi. Dengan demikian, ekosistem dapat dianggap suatu cibernetik
di alam. Namun manusia cenderung mengganggu sistem pengendalian alamiah
ini.ekosistem merupakan kumpulan dari bermacam-macam dari alam tersebut, contoh
hewan, tumbuhan, lingkungan, dan yang terakhir manusia.
3.
Hubungan Ekologi dengan Ilmu-Ilmu Lain
Ekologi mempunyai perkembangan yang berangsur-angsur. Dari
perkembangan itu semakin terlihat bahwa ekologi mempunyai hubungan dengan
hampir ilmu-ilmu lainnya. Guna memahami ruang lingkup dan sangkut-pautnya
ekologi, persoalannya harus dipandang dalam hubungannya dengan ilmu-ilmu lain.
Untuk mengerti hubungan antara organisme dan lingkungan, semua bidang ilmu yang
menerangkan tentang komponen-komponen makhluk hidup dan lingkungan itu sangat
diperlukan. Jika berbicara mengenai pencemaran hutan, perkembangan penduduk,
masalah makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu bumi karena efek dari rumah
kaca atau pemenasan global, ozon berlubang dan lainnya, ini berarti juga harus
berbicara mengenai ilmu kimia, fisika, pertanian, kehutanan, ilmu gizi,
klimatologi, dan lainnya. Boleh dikatakan bahwa semakin hari semakin terasa
hubungan ekologi dengan hampir semua bidang ilmu yang ada. Semakin terasa bahwa
semua orang harus memahami ekologi.
Dalam ekologi, istilah populasi dinyatakan sebagai golongan individu-individu dari setiap spesies organisme. Sedangkan komunitas adalah semua populasi-populasi yang menduduki daerah tertentu. Komunitas dan lingkungan yang tidak hidup berfungsi bersama sebagai sistem ekologi atau ekosistem. Penting untuk diketahui bahwa tidak ada garis pemisah yang jelas ditunjukan pada spektrum yang dimaksud.
Dalam ekologi, istilah populasi dinyatakan sebagai golongan individu-individu dari setiap spesies organisme. Sedangkan komunitas adalah semua populasi-populasi yang menduduki daerah tertentu. Komunitas dan lingkungan yang tidak hidup berfungsi bersama sebagai sistem ekologi atau ekosistem. Penting untuk diketahui bahwa tidak ada garis pemisah yang jelas ditunjukan pada spektrum yang dimaksud.
Interaksi dengan lingkungan fisik (energi dan mineral) pada
setiap tingkat menghasilkan sistem-sistem fungsional yang khas. Di mana sistem
tersebut mempunyai tujuan dan merupakan gabungan dari berbagai komponen yang
secara teratur berinteraksi satu sama lain dan saling ketergantungan serta
membentuk satu kesatuan secara keseluruhan. Agar mudah dimengerti hubungan
organisme dan lingkungannya, semua bidang ilmu yang dapat menerangkan setiap
makhluk hidup dan lingkungan sangat diperlukan. Penyebaran, adaptasi dan
aspek-aspek fungsi organisme dan komunitas banyak dipelajari dalam ekologi dan
erat hubungannya dengan ilmu-ilmu biologi lainnya seperti taksonomi, morfologi,
fisiologi, genetika. Sedangkan klimatologi, ilmu tanah, geologi, dan fisika
memberikan informasi mengenai keadaan lingkungan. Jadi pengetahuan dan biologi
sangat diperlukan bagi seorang ahli ekologi untuk dapat mengungkapkan hubungan
antara lingkungan dan dunia kehidupan.
Ø Ekologi
dalam politik
Ekologi
menimbulkan banyak filsafat yang amat kuat dan pergerakan politik – termasuk
gerakan konservasi, kesehatan, lingkungan,dan ekologi yang kita kenal sekarang.
Saat semuanya digabungkan dengan gerakan perdamaian dan Enam Asas, disebut
gerakan hijau. Umumnya, mengambil kesehatan ekosistem yang pertama pada daftar
moral manusia dan prioritas politik, seperti jalan buat mencapai kesehatan
manusia dan keharmonisan sosial, dan ekonomi yang lebih baik.
Orang
yang memiliki kepercayaan-kepercayaan itu disebut ekolog politik. Beberapa
telah mengatur ke dalam Kelompok Hijau, namun ada benar-benar ekolog politik
dalam kebanyakan partai politik. Sangat sering mereka memakai argumen dari
ekologi buat melanjutkan kebijakan, khususnya kebijakan hutan dan energi.
Seringkali argumen-argumen itu bertentangan satu sama lain, seperti banyak yang
dilakukan akademisi juga.
Ø Ekologi
dalam ekonomi
Banyak
ekologi menghubungkan ekologi dengan ekonomi manusia:
v Lynn Margulis mengatakan bahwa studi
ekonomi bagaimana manusia membuat kehidupan. Studi ekologi bagaimana tiap
binatang lainnya membuat kehidupan.
v Mike Nickerson mengatakan bahwa
ekonomi tiga perlima ekologi sejak ekosistem menciptakan sumber dan membuang
sampah, yang mana ekonomi menganggap dilakukan untuk bebas.
Ekonomi
ekologi dan teori perkembangan manusia mencoba memisahkan pertanyaan ekonomi
dengan lainnya, namun susah. Banyak orang berpikir ekonomi baru saja menjadi bagian
ekologi, dan ekonomi mengabaikannya salah. Modal alam ialah 1 contoh 1 teori
yang menggabungkan 2 hal itu.
Ø Ekologi
dalam kacamata antropologi
Terkadang
ekologi dibandingkan dengan antropologi, sebab keduanya menggunakan banyak
metode untuk mempelajari satu hal yang kita tak bisa tinggal tanpa itu.
Antropologi ialah tentang bagaimana tubuh dan pikiran kita dipengaruhi
lingkungan kita, ekologi ialah tentang bagaimana lingkungan kita dipengaruhi
tubuh dan pikiran kita.
Beberapa
orang berpikir mereka hanya seorang ilmuwan, namun paradigma mekanistik
bersikeras meletakkan subyek manusia dalam kontrol objek ekologi — masalah
subyek-obyek. Namun dalampsikologi evolusioner atau psikoneuroimunologi
misalnya jelas jika kemampuan manusia dan tantangan ekonomi berkembang bersama.
Ekologi
adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dan lingkungan mereka.
Ahli ekologi mungkin menyelidiki hubungan antara populasi organisme dan
beberapa karakteristik fisik lingkungan mereka, seperti konsentrasi zat kimia, atau
mereka mungkin menyelidiki interaksi antara dua populasi organisme yang berbeda
melalui beberapa hubungan simbiosis atau kompetitif.
Sebagai
contoh, analisis interdisipliner suatu sistem ekologi yang sedang dipengaruhi
oleh satu atau lebih penyebab stres dapat mencakup beberapa bidang terkait ilmu
lingkungan. Dalam pengaturan muara mana pembangunan industri diusulkan dapat
mempengaruhi spesies tertentu dengan airdan polusi udara , ahli biologi akan
menggambarkan flora dan fauna, ahli kimia akan menganalisis transportasi
polutan air ke rawa, fisikawan akan menghitung polusi udaraemisi dan ahli
geologi akan membantu dalam memahami tanah rawa dan teluk lumpur.
Biolog
lingkungan atau yang biasa dikenal dengan ekologi adalah bagian dari ilmu
pengetahuan yang mempunyai hubungan erat dengan lingkungan. Ekologi berasal
dari kata oikos yang berarti rumah tangga dan logos yang mempunyai arti ilmu
pengetahuan. Jadi, ekologi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan keadaan lingkungannya yang
bersifat dinamis. Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya sangat
terbatas terhadap lingkungan yang bersangkutan, hubungan inilah yang disebut
dengan keterbatasan ekologi.
Dalam
keterbatasan ekologi terjadi degradasi ekosistem yang disebabkan oleh dua hal
yaitu peristiwa alami dan kegiatan manusia. Secara alami merupakan peristiwa
yang terjadi bukan karena disebabkan oleh perilaku manusia. Sedangkan yang
disebabkan oleh kegitan manusia yaitu degradasi ekosistem yang dapat terjadi
diberbagai bidang meliputi bidang pertanian, pertambangan, kehutanan,
konstruksi jalan raya, pengembangan sumber daya air dan adanya urbanisasi.
Seperti
banyak dari ilmu-ilmu alam, pemahaman konseptual ekologi ditemukan dalam
rincian yang lebih luas studi, termasuk:
•
distribusi dan kelimpahan organisme
•
pergerakan material dan energi melalui hidup masyarakat
•
pengembangan suksesi ekosistem, dan
•
kelimpahan dan distribusi keanekaragaman hayati dalam konteks lingkungan.
5. Ruang Lingkup Ekologi
Istilah
ekologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu oikos dan logos. Istilah
ini mula-mula diperkenalkan oleh Ernst Haeckel pada tahun 1869. Tetapi jauh
sebelurmya, studi dalam bidang-bidang yang sekarang termasuk dalam ruang
lingkup ekologi telah dilakukan oleh para pakar.
1)
Ekologi
merupakan cabang biologi, dan merupakan bagian dasar dari biologi. Ruang
lingkup ekologi meliputi populasi, komunitas, ekosistein, hingga biosfer.
Studi-studi ekologi dikelompokkan ke dalam autekologi dan sinekologi.
2)
Ekologi
berkembang seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Perkembangan ekologi
tak lepas dari perkembangan ilmu yang lain. Misalnya, berkembangnya ilmu
komputer sangat membantu perkembangan ekologi. Penggunaan model-model
matematika dalam ekologi misalnya, tidak lepas dari perkembangan matematika dan
ilmu kornputer.
Ø Ekosistem
1.
Ekosistem
merupakan satuan fungsional dasar yang menyangkut proses interaksi organisme
hidup dengan lingkungan mereka. Istilah tersebut pada mulanya diperkenalkan
oleh A.G.Tansley pada tahun 1935. Sebelumnya, telah digrrnakan istilah-istilah
lain, yairu biocoenosis, dan mikrokosmos.
2.
Setiap
ekosistem memiliki enam komponen yaitu produsen, makrokonsumen, mikrokonsumen,
bahan anorganik, bahan organik, dan kisaran iklim. Perbedaan antar ekosistem
hanya pada unsur-unsur penyusun masing-masing komponen tersebut. Masing-masing
komponen ekosistem mempunyai peranan dan mereka saling terkait dalam
melaksanakan proses-proses dalam ekosistem. Proses-proses dalam ekosistem
meliputi aliran energi, rantai makanan, pola keanekaragaman, siklus materi,
perkembangan, dan pengendalian.
3.
Daerah
Aliran sungai (DAS) dari suatu badan air, akan menentukan stabilitas dan proses
metabolisme yang berlangsung di dalam badan air yang bersangkutan. Pengelolaan
badan air harus menyertakan pengelolaan daerah aliran sungainya.
4.
Setiap
ekosistem rnampu mengendalikan dirinya sendiri, dan mampu menangkal setiap
gangguan terhadapnya. Kemampuan ini disebut homeostasis. Tetapi kemampuan ini
ada batasnya. Bilamana batas kemampuan tersebut dilampaui, ekosistem akan
mengalami gangguan. Pencemaran lingkungan merupakan salah satu bentuk gangguan
ekosistem akibat terlampauinya kemampuan homeostasis.
Ø Asas
Pengelolaan Lingkungan
Salah
satu permasalahan kebijaksanaan yang belum dikedepankan oleh pemerintah selama
ini adalah bahwa dalam penyusunan kebijaksanaan pengelolaan lingkungan,
Pemerintah tidak memiliki dan menerapkan asas-asas umum kebijakan lingkungan (
General Principles of Environmental Policy ) yang secara umum telah
dipergunakan di negara-negara yang memiliki komitmen tinggi dalam pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan.
Artinya,
kebijaksanaan pemerintah dalam penanganan permasalahan lingkungan saat ini
masih dipandang secara parsial dan tidak didasari hasil kajian yang
komprehensif. Dua masalah penting yang mengakibatkan bencana lingkungan
terbesar adalah masalah dinamika dan tekanan kependudukan, yang berimplikasi
pada semakin beratnya tekanan atau beban lingkungan. Kondisi ini diperparah
dengan kebijaksanaan pembangunan yang bias kota yang kemudian mengakibatkan
terjadinya perusakan tata ruang, pencemaran lingkungan akibat industri,
penyempitan lahan pertanian serta koversi hutan yang tak terkendali.
Ø Beberapa
Cabang Ilmu dari Ekologi
Karena
sifatnya yang masih sangat luas, maka ekologi mempunyai beberapa cabang ilmu
yang lebih fokus, yaitu :
- Ekologi Tingkah Laku
- Ekologi Komunitas dan Sinekologi
- Ekologi Fisiologi
- Ekologi Ekosistem
- Ekologi Evolusi
- Ekologi Global
- Ekologi Manusia
- Ekologi Populasi
- Ekologi Akuatik
- Ekologi Api
- Ekologi Fungsional
- Ekologi Polinasi
- Ekologi Hutan
- Ekologi Laut
- Ekologi Laut Tropis
- Ekologi Pangan dan Gizi
- Ekologi Hutan Mangrove
- Ekologi Kesehatan
- Ekologi Antariksa
- Ekologi Pedesaan
- Ekologi Serangga
- Ekologi Habitat
- Ekologi Pelestarian
- Ekologi Hewan
- Ekologi Produksi
- Ekologi Purbakala
- Ekologi Sosial
- Ekologi Radiasi
- EkologiTumbuhan Penganggu
- Ekologi Robot
- Ekologi Industri
Ø Ekologi
dan Hubungan dengan Ilmu Lain
Ekologi
adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan makluk hidup
dan lingkungannya. Bumi memiliki banyak sekali jenis-jenis mahkluk hidup, mulai
dari tumbuhan dan binatang yang sangat kompleks hingga organisme yang sederhana
seperti jamur, amuba dan bakteri. Meskipun demikian semua mahkluk hidup tanpa
kecuali, tidak bisa hidup sendirian.
Masing-masing
tergantung pada mahkluk hidup yang lain ataupun benda mati di sekelilinganya.
Misalnya seekor kijang membutuhkan tumbuh-tumbuhan tertentu untuk makanan, jika
tumbuhan di lingkungan sekitarnya dirusak maka kijang tersebut harus berpindah
atau mati kelaparan. Sebaliknya tumbuhan agar bisa hidup juga tergantung pada
binatang untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Kotoran binatang, bangkai
binatang maupun tumbuhan, menyediakan berbagai nutrisi yang bermanfaat bagi
tanaman.
Mempelajari
ekologi sangat penting, karena masa depan kita sangat tergantung pada hubungan
ekologi di seluruh dunia. Meskipun perubahan terjadi di tempat lain di bumi
ini, namun akibatnya akan kita rasakan pada lingkungan di sekitar kita.
Meskipun ekologi adalah cabang dari biologi, namun seorang ahli ekologi harus
menguasai ilmu lain seperti kimia, fisika, dan ilmu komputer. Ekologi juga
berhubungan dengan bidang ilmu-ilmu tertentu seperti geologi, meteorologi, dan
oseanografi, guna mempelajari lingkungan dan hubungannya antara tanah, air, dan
udara.
Banyak
yang mendifinisikan ekologi, menurut Kendeiihgh (1980) ekologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara organisme yang satu dengan yang
lainnya. Di dalam Webmaster Unabridged Dictionary, ekologi disebut sebagai
totalitas atau pola hubungan antara organisme-organisme dengan lingkungannya.
Lingkungan
di sini adalah gabungan dari komponen fisik maupun hayati yang berpengaruh
terhadap kehidupan organisme.Menuru Miller (1975), ekologi adalah ilmu mengenai
hubungan timbal balik antara organisme dan sesamanya serta dengan lingkungan
tempat tinggalnya dan menurut Odum, (1971) ekologi adalah suatu studi yang
mempelajari struktur dan fungsi ekosistem.
Struktur
di sini menunjukan suatu keadaan atau susunan dari sistem ekologi pada waktu
dan tempat tertentu. Keadaan itu termasuk kepadatan/kerapatan, biomassa,
penyebaran potensi unsur-unsur hara, energi, faktor-faktor fisik dan kimia
lainnya yang menberi karakteristik kondisi sistem tersebut yang kadang-kadang
mengalami perubahan. Sedangkan fungsinya menggambarkan peran setiap komponen
yang ada dalam sistem ekologi atau ekosistem. Jadi pokok utama ekologi adalah
mencari pengertian bagaimana fungsi organisme di alam.
Ekologi
berkaitan dengan berbagai ilmu pengetahuan yang relevan dengan kehidupan
(peradaban) manusia, seorang yang belajar ekologi sebenarnya bertanya tentang
berbagai hal bagaimana alam bekerja, bagaimana proses adaptasi dapat
berlangsung, apa yang diperlukan oelh organisme dan apa pula yang
dihasilkannya, bagaimana mereka berinteraksi dengan spesies lainnya, dan bagaimana
individu-individu dalam spesies diatur sebagai populasi serta bagaimana pula
eksotisme yang dimuculkan.
Komponen-komponen
yang ada di dalam lingkungan hidup meliputi komponen abiotik dan biotik yang
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan membentuk suatu sistem
kehidupan yang disebut ekosistem. Suatu ekosistem akan menjamin keberlangsungan
kehidupan apabila lingkungan itu dapat mencukupi kebutuhan minimum dari
kebutuhan organisme. Maka keberadaan komponen-komponen tersebut ada yang senatiasa
tersedia dan ada yang terbatas. Seperti populasi beberapa jenis flora ataupun
fauna (biotik) yang akhir-akhir ini punah dan sinar udara (abiotik) yang
senantiasa tersedia.
Ekologi
sebagai ilmu pengetahuan memiliki hubungan dan kesaling tergantungan dengan
ilmu lain, seperti Fisika, Kimia, Taksonomi, Genetika, Mikrobiologi,
Bioteknologi, Ilmu Lingkungan, hingga Politik dan ekonomi. Ekologi berhubungan
dengan ilmu Fisika dan Kimia seperti pada analisa fisik kimiawi terhadap
kondisi ekologi di satu tempat.
Contoh
lain, hubungan ekologi dengan Ekonomi dan Politik seperti pengaruh kondisi
ekologis yang dapat menjadi bahan pertimbangan pengambilan keputusan-keputusan
dalam hal kebijakan ekonomi dan politik.
Ekologi
berdasarkan objeknya dapat diklasifikasi menjadi : Ekologi hewan, Ekologi
Tumbuhan, Ekologi Gulma, Ekologi Parasit, dsb. Berdasarkan habitatnya dapat
dibagi menjadi ekologi estuari, ekologi darat, ekologi laut, ekologi
pegunungan, ekologi tanah dsb.
2.
EKOLOGI DAN PSIKOLOGI
Pengertian Psikologi Lingkungan
Berikut
beberapa definisi menurut para ahli :
- Heimstra dan Mc Farling (Prawitasari,1989) menyatakan bahwa psikologi lingkungan adalah disiplin ilmu yang memperhatikan dan mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan lingkungan fisik.
- Proshansky, Ittleson, dan Rivlin (Prawitasari, 1989) menyatakan bahwa psikologi lingkungan adalah apa yang dilakukan oleh psikolog terhadap lingkungan.
- Gifford (1987) mendefinisikan psikologi lingkungan adalah studi dari transaksi diantara individu dengan lingkungan fisiknya.
- Vietch dan Arkkelin (1995) mendefinisikan psikologi lingkungan sebagai ilmu perilaku multidisiplin yang memiliki orientasi dasar dan terapan yang memfokuskan interelasi antara perilaku dan pengalaman manusia sebagai individu dengan lingkungan fisik dan sosial.
Jadi
dapat ditarik kesimpulan bahwa psikologi lingkungan adalah ilmu yang
mempelajari perilaku manusia bedasarkan pengaruh lingkungannya, baik lingkungan
sosial, dan lingkungan alam.
Ø Ruang Lingkup Psikologi Lingkungan
Psikologi
lingkungan banyak mempunyai ruang lingkup diantaranya design, organisasi,
pemaknaan lingkuangan seperti alamiah, buatan, sosial, dan hasil modifikasi,
selain itu psikologi lingkungan juga mempelajari mengenai kebudayaan dan
kearifan lokal suatu tempat. Namun menurut Hardjowirogo, seorang antropolog,
menyatakan tidak ada jaminan akan keefektifan mawas diri. Contoh zaman sekarang
banyak orang tinggal dilingkungan yang baik namun perilakunya tidak
mencerminkan hal tesebut. Sehingga sekarang ini fungsi dari mawas diri hanya
jadi pengucapan belaka.
Ø Teori Ekologi Brofenbenner
Teori sistem ekologi Bronfenbenner
berfokus utama pada konteks sosial tempat anak tinggal dan orang-orang yang
mempengaruhi perkembangan anak. Teori ini terdiri dari lima sistem lingkungan
yang merentang dari interaksi interpersonal sampai ke pengaruh
kultur yang lebih luas. Kelima sistem tersebut adalah mikrosistem, mesosistem,
eksosistem, makrosistem dan kronosistem. (Helmi, 1999)
Ø Mikrosistem adalah setting
tempat individu banyak menghabiskan waktu. Beberapa konteks dalam sistem ini
antara lain adalah keluarga, teman sebaya, sekolah, dan tetangga. Dalam
mikrosistem inilah individu berinteraksi dengan agen sosial secara langsung
(keluarga, teman sebaya, guru).
Menurut
Bronfenbenner, dalam setting ini individu bukanlah penerima pengalaman
yang pasif, tetapi sebagai individu yang berinteraksi secara timbal balik
dengan orang lain. Bronfrenbrenner menunjukkan bahwa kebanyakan penelitian
tentang dampak-dampak sosiokultural berfokus pada mikrosistem. (Santrock,
Psikologi Pendidikan, 2008)
Ø Mesosistem adalah hubungan
antara beberapa mikrosistem atau hubungan antara beberapa konteks. Contohnya
adalah hubungan antara pengalaman keluarga dengan pengalaman sekolah, pengalaman
sekolah dengan pengalaman keagamaan, dan pengalaman keluarga dengan pengalaman
teman sebaya. (Santrock, Life-Span Development, 2002)
Dalam studi
terhadap seribu anak kelas delapan (3 SMP), diteliti dampak gabungan dari
pengalaman di keluarga dan di sekolah terhadap sikap dan prestasi siswa saat
siswa melewati masa transisi dari tahun terakhir SMP ke awal SMA (Epstein,1983
dalam Santrock, 2008). Siswa yang diberi kesempatan lebih banyak untuk
berkomunikasi dan mengambil keputusan (baik di rumah maupun di kelas)
menunjukkan inisiatif dan nilai akademik yang baik. (Santrock, Psikologi
Pendidikan, 2008)
Ø Eksosistem, dilibatkan
ketika pengalaman-pengalaman dalam setting sosial lain, ketika individu tidak
memiliki peran yang aktif mempengaruhi hal yang individu alami dalam konteks
yang dekat. Atau sederhananya menurut eksosistem melibatkan pengalaman individu
yang tak memiliki peran aktif di dalamnya. Misalnya, pengalaman kerja dapat
mempengaruhi hubungan seorang perempuan dengan suami dan anaknya. Seorang ibu
dapat menerima promosi yang menuntutnya melakukan lebih banyak pekerjaan, yang
dapat meningkatkan konflik perkawinan dan perubahan pola interaksi orang
tua-anak. (Santrock, Life-Span Development, 2002)
Contoh lain
eksosistem adalah pemerintah kota yang bertanggung jawab bagi kualitas taman,
pusat rekreasi dan fasilitas perpustakaan bagi anak-anak dan remaja. Keputusan
mereka bisa membantu bisa menghambat atau membantu perkembangan individu
secara tidak langsung. (Santrock, Life-Span Development, 2002)
Ø Makrosistem adalah kultur
yang lebih luas. Kultur merupakan istilah yang luas yang mencakup peran
etnis dan faktor sosioekonomi dalam perkembangan anak. Kultur adalah konteks
terluas tempat siswa dan guru tinggal, termasuk nilai dan adat istiadat masyarakat.
(Santrock, Psikologi Pendidikan, 2008)
Misalnya,
beberapa kultur (seperti Mesir dan Iran sebagai negara Islam), menekankan pada
peran gender yang tradisioanal. Kultur lain (seperti di Amerika Serikat)
menerima peran gender yang lebih bervariasi. Di kebanyakan negara Islam sistem
pendidikannya mengutamakan dominasi pria. Di Amerika, sekolah-sekolah semakin
mendukung nilai kesetaraan antara pria dan wanita. (Santrock, Psikologi
Pendidikan, 2008)
Satu dari aspek
atatus sosioekonomi murid adalah faktor perkembangan dalam kemiskinan.
Kemiskinan dapat memengaruhi perkembangan anak dan merusak kemampuan mereka
untuk belajar, meskipun beberapa anak di lingkungan miskin sangat rajin.
(Santrock, Psikologi Pendidikan, 2008)
Ø Kronosistem, meliputi
pemolaan peristiwa-peristiwa sepanjang rangkaian kehidupan dan keadaan
sosiohistoris dari perkembangan individu. Misalnya, dalam mempelajari dampak
perceraian terhadap anak-anak, para peneliti menemukan bahwa dampak negatif
sering memuncak pada tahun pertama setelah percaraian dan bahwa dampaknya lebih
negatif bagi anak laki-laki daripada anak perempuan (Hetherington, 1989 dalam
Santrock, 2008). Dua tahun setelah perceraian, interaksi dalam keluarga tidak
begitu kacau dan lebih stabil. (Santrock, Psikologi Pendidikan, 2008)
Bronfenbrenner
semakin banyak memberi perhatian kepada kronosistem sebagai sistem lingkungan
yang penting. Dia memperhatikan dua problem penting, yaitu banyaknya anak
Amerika yang hidup dalam kemiskinan (terutama dalam keluarga single-parent)
dan penurunan nilai-nilai. (Santrock, Life-Span Development, 2002)
Bronfenbenner
juga berpendapat bahwa anak-anak sekarang adalah generasi pertama yang
mendapatkan perhatian setiap hari, generasi pertama yang tumbuh dalam
lingkungan elektronik yang dipenuhi oleh komputer dan bentuk media baru,
generasi pertama yang tumbuh dalam revolusi seksual, dan generasi pertama yang
tumbuh di dalam kota yang semraut dan tak terpusat, yang tidak lagi jelas batas
antara kota, pedesaan atau subkota. (Santrock, Psikologi Pendidikan, 2008)
Ø Evaluasi Teori Bronfenbenner
Teori Bronfenbenner telah mendapat
banyak popularitas. Teori ini memberikan kerangka teoritis untuk mengkaji
konteks sosial secara sistematis, baik di tingkat mikro maupun makro. Teori ini
juga menjembatani kesenjangan antara teori behavioral yang berfokus pada setting
kecil dan teori antropologi yang menganalisis setting yang lebih luas.
Teorinya memicu perhatian orang pada arti penting kehidupan anak dari berbagai setting.
Misalkan guru seharusnya tidak hanya mempertimbangkan hal yang terjadi di
dalam kelas, tetapi juga mempertimbangkan apa yang terjadi dalam keluarga,
lingkungan, dan teman sebaya siswanya. (Santrock, Psikologi Pendidikan, 2008).
Para pengkritik teori Bronfenbenner
mengatakan bahwa teorinya tidak banyak memberi perhatian kepada faktor biologis
dan kognitif dalam perkembangan anak. Mereka juga menunjukkan bahwa teori
tersebut tidak membahas perubahan perkembangan bertahap yang menjadi fokus pada
teori-teori seperti teori Piaget dan Erikson. (Santrock, Psikologi
Pendidikan, 2008)
DAFTAR PUSTAKA