TUGAS
REVIEW JURNAL MATA KULIAH PSIKOLOGI UMUM 2
Nama : Widya Djaati
Kelas :1pa09
Npm :
195 13 267
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP ORGANISASI DENGAN
MINAT BERORGANISASI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SUSKA
1. Judul
Penelitian : Hubungan
Antara Persepsi Terhadap Organisasi Dengan Minat Berorganisasi Mahasiswa
Fakultas Psikologi UIN SUSKA
2. Peneliti : Muhammad Ardi dan Linda Aryani
3. Tahun
Terbit : 2010
4. Penerbit : Fakultas
Psikologi UIN Sultan Syarif Kasim Riau
5. Pendahuluan :
Dalam hal ini, saya memilih mereview jurnal ini karena saya tertarik dengan judul
dari jurnal tersebut. Jurnal ini lebih mengenalkan kita untuk bagaimana cara
organisasi yang baik pada kalangan remaja khususnya mahasiswa psikologi sekarang
ini. Selanjutnya kita mengetahui bahwa jurusan psikologi itu adalah suatu
jurusan kejiwaan, dan untuk mencapai taraf itu, seorang psikolog harus bisa
bersosialisasi, berorganisasi dan khususnya harus menjalankan komunikasi yang
baik, persepsi yang positif, mental dan minat yang bermanfaat bagi diri
sendiri.
6. Latar
Belakang : kampus
adalah miniatur sebuah Negara, Mahasiswa sebagai agent of change adalah sebuah slogan yang sering didengar.
Mahasiswa sebagai komponen terbesar dalam kampus, mempunyai peranan yang besar
dalam perkembangan kampus ataupun Negara dengan menyampaikan ide-ide yang
membangun. Penyampaian ide-ide ini membutuhkan suatu wadah berupa organisasi
untuk mendukung secara legitimasi ide-ide yang di sampaikan. Jadi antara
mahasiswa dengan organisasi tidak dapat di pisahkan untuk satu sama lain.
Organisasi
mahasiswa sebagai penyaluran aspirasi atau ide-ide berbeda-beda sesuai dengan
apa yang di inginkan oleh mahasiswa yang bersangkutan. Ada yang menyalurkan
melalui kegiatan seni, kegiatan olahraga, kegiatan keagamaan, ataupun kegiatan
keilmuan (kelompok belajar). Fakultas Psikologi UIN Suska Riau, memiliki
mahasiswa yang beragam latar belakang budaya, agama, suku, adat istiadat,
minat, bakat, dan latar belakang pendidikan menengah, tentunya mempunyai
aspirasi dan ide-ide yang berbeda dan akan disalurkan ke organisasi sesuai
dengan keyakinannya bahwa aspirasi dan ide itu akan tersalurkan.
Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska Riau, dengan
jumlah mahasiswa 687 orang (data akademik Fakultas Psikologi UIN Suska Riau
tanggal 29 desember 2010), didapatkan data bahwa mahasiswa yang aktif di
organisasi kampus hanya 108 orang (Data Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN
Suska Riau, Desember 2010). Mahasiswa
yang aktif di organisasi ini tersebar di beberapa organisasi internal dan eksternal
Fakultas Psikologi, seperti Senat Mahasiswa, Musyawarah Mahasiswa Psikologi
(MHMJ) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) serta Unit Kegiatan Kampus (UKK).
Sebagian besar dari mereka mengikuti dua atau lebih organisasi sekaligus.
Sedangkan 579 orang mahasiswa tidak aktif mengikuti kegiatan organisasi apapun.
Menurut
kamus lengkap psikologi, minat (interest)
adalah (1) satu sikap yang berlangsung terus menerus yang memolakan perhatian
seseorang, sehingga membuat
dirinya jadi selektif terhadap objek minatnya, (2) perasaan yang
menyatakan bahwa satu
aktivitas, pekerjaan, atau objek
itu berharga atau berarti bagi individu, (3) satu keadaan motivasi, atau satu
set motivasi, yang menuntun tingkah laku
menuju satu arah
(sasaran) tertentu (dalam Chaplin,
2008). Rast, Harmin dan
Simon (dalam Mulyati, 2004)
menyatakan bahwa dalam minat itu terdapat hal-hal pokok diantaranya: (1) adanya
perasaan senang dalam diri yang memberikan perhatian pada objek tertentu,
(2) adanya ketertarikan
terhadap objek tertentu, (3) adanya aktivitas atas objek tertentu, (4)
adanya kecenderungan berusaha lebih aktif, (5) objek atau aktivitas tersebut
dipandang fungsional dalam kehidupan dan (6) kecenderungan bersifat mengarahkan dan mempengaruhi tingkah
laku individu.
Minat
adalah sebuah aspek psikologis yang dipengaruhi oleh pengalaman afektif yang
berasal dari minat itu sendiri. Aspek-aspek minat di jelaskan oleh Pitrich dan
Schunk (1996) sebagai berikut:
1. Sikap
umum terhadap aktivitas yaitu perasaan suka tidak suka , setuju tidak setuju
dengan aktivitas, umumnya terhadap sikap positif atau menyukai aktivitas.
2. Kesadaran
spesifik untuk menyukai aktivitas, yaitu memutuskan untuk menyukai suatu
aktivitas atau objek.
3. Merasa
senang dengan aktivitas, yaitu individu merasa senang dengan segala hal yang
berhubungan dengan aktivitas yang diminatinya.
4. Adanya minat intriksik dalam isi aktivitas (intrinsic interes in the content of the
activity), yaitu emosi yang menyenangkan yang berpusat pada aktivitas itu
sendiri.
5. Berpartisipasi dalam
aktivitas (reported choise of or participant in the activity) yaitu
individu memilih atau berpartisipasi dalam aktivitas.
Uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa aspek-aspek minat yang
menimbulkan daya ketertarikan dibentuk oleh dua aspek yaitu kognitif dan
afektif berupa berupa sikap,
kesadaran individual, perasaan
senang, arah kepentingan
individu, adanya ketertarikan
yang muncul dari dalam diri, dan berpartisipasi terhadap
apa yang diminati. Setiap organisasi memiliki ciri
khas yang berbeda-beda, yang tercermin dalam perilaku organiasi yang bersangkutan.
Perilaku organisasi adalah studi yang
menyangkut aspek-aspek tingkah laku
manusia dalam suatu organisasi atau
suatu kelompok tertentu
(Thoha, 2008). Menurut Robbins (1999) Perilaku organisasi (organization behavior) adalah studi
sistematis tentang tindakan dan sikap
yang ditunjukkan oleh orang-orang dalam
organisasi. Minat menjadi daya penggerak
untuk melakukan aktivitas keorganisasi dengan perasaan senang tanpa ada
beban atau paksaan dari pihak lain.
Minat berorganisasi dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk
melakukan aktivitas keorganisasian dalam
mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang
menjadi keinginannya. Minat berorganisasi adalah keadaan psikologis yang
berhubungan dengan dorongan atau
aktivitas seseorang yang menstimulasi perasaan senang atau benci pada suatu organisasi. Minat berhubungan erat
dengan pilihan terhadap sesuatu. Jika
pilihan itu dijatuhkan pada sesuatu
hal, maka dapat
dikatakan dia berminat
pada sesuatu itu.
Seorang individu yang berminat mengikuti suatu organisasi karena menafsirkan
bahwa dengan ikut organisasi adalah
sesuatu yang positif. Jadi minat
berorganisasi adalah kesan atau persepsi positif terhadap organisasi.
Minat berorganisasi adalah adanya ketertarikan untuk mengikuti dan memilih aktif dalam suatu organisasi yang membuat seorang memiliki
kecenderungan untuk memberikan perhatian
terhadap kegiatan organisasi yang
dipilihnya.
Menurut kamus lengkap
psikologi, persepsi adalah:
(1) Proses mengetahui
atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan
bantuan indera, (2)
Kesadaran dari proses-proses
organis, (3) (Titchener) satu
kelompok penginderaan dengan penambahan arti-arti yang berasal dari
pengalaman di masa
lalu, (4) variabel yang menghalangi atau ikut campur
tangan,
berasal dari kemampuan
organisasi untuk melakuka pembedaan diantara perangsang-perangsang, (5)
kesadaran intuitif mengenai kebenaran
langsung atau keyakinan yang serta merta
mengenai sesuatu (Chaplin, 2008).
Persepsi didefinisikan sebagai
suatu proses yang menggabungkan dan
mengorganisir data-data indera
kita (penginderaan) untuk
dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di sekeliling
kita, termasuk sadar
akan diri kita sendiri (Shaleh, 2009).
Menurut Wittig
(1977) persepsi adalah proses menginterpretasikan stimulus
oleh seseorang (perception is the
pro-cess by which a person interprets sensory
stimuli). Persepsi muncul dari beberapa bagian pengalaman
sebelumnya. Persepsi dalam pengertian psikologi menurut Sarwono (2002) adalah
proses pencarian informasi untuk dipahami. Alat
untuk memperoleh informasi tersebut
adalah penginderaan (penglihatan,
pendengaran, peraba dan sebagainya). Sebaliknya, alat
untuk memahaminya adalah kesadaran atau kognisi.
Menurut Rakhmat,
Krech dan Crutchfield
(dalam Sobur, 2005)
faktorfaktor yang mempengaruhi persepsi dapat dikategorikan menjadi:
· Faktor
fungsional. Faktor fungsional dihasilkan
dari kebutuhan, kegembiraan (suasana
hati), pelayanan, dan
pengalaman masa lalu
seseorang individu.
· Faktor-faktor
structural. Faktor-faktor struktural
berarti bahwa faktor-faktor tersebut
timbul atau dihasilkan dari bentuk stimuli dan efek-efek netral yang
ditimbulkan dari sistem syaraf individu.
· Faktor-faktor
situasional. Faktor ini banyak berkaitan
dengan bahasa nonverbal. Petunjuk
proksemik, petunjuk kinesik,
petunjuk wajah, petunjuk paralinguistik adalah beberapa dari faktor
situasional yang mempengaruhi persepsi.
· Faktor
personal. Faktor personal ini terdiri atas pengalaman, motivasi dan
kepribadian. Sholeh (2009) menjelaskan persepsi lebih bersifat psikologis
daripada merupakan proses penginderaan saja maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi:
a. Perhatian
yang selektif, individu memusatkan perhatiannya pada rangsang-rangsang tertentu
saja.
b. Ciri-ciri rangsang-rangsang yang bergerak
di antara rangsang yang diam akan lebih
menarik perhatian.
c. Nilai
dan kebutuhan individu Pengalaman dahulu, pengalaman terdahulu sangat
mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsi dunianya.
Menurut Sobur (2003), dalam proses
persepsi, terdapat tiga komponen utama yaitu:
1. Seleksi,
yaitu penyampaian oleh
indera terhadap rangsangan dari luar,
intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.
2. Interpretasi, yaitu
proses mengorganisasikan
informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang.
3. Pembulatan, yaitu
penarikan kesimpulan dan
tanggapan terhadap informasi yang diterima
Persepsi
terhadap organisasi pada hakekatnya
adalah proses kognitif yang dialami oleh
setiap individu didalam memahami
informasi tentang organisasi,
melalui penginderaan (penglihatan, pendengaran, penghayatan,
perasaan, dan penciuman). Persepsi terhadap organisasi ini kompleks yang menghasilkan suatu gambaran unik tentang organisasi yang barangkali sangat berbeda dari kenyataannya.
Proses
persepsi terhadap organisasi terdiri
dari suatu situasi yang hadir pada diri
seorang individu. Disini seorang individu menghadapi suatu kenyataan
tentang organisasi yang harus dilihat
dan diartikan. Proses ini dipengaruhi oleh keadaan psikologis seperti
pengalaman individu, pengetahuannya tentang organisasi yang
bersangkutan, ekpektasi dan
motivasi. Dengan demikian setelah seseorang mengetahui keadaan organisasi kemudian didaftar
dalam ingatan dan
fikirannya. Pada gilirannya
individu tersebut kemudian mengartikan atau menginterpretasikan tentang semua
informasi yang didaftar tentang organisasi yang dihadapinya.
7. Metode
a. Subjek : berjumlah 200 orang dengan teknik sampling yang di gunakan adalah
stratified propotional random sampling.
b. Prosedur
penelitian
1. Penelitian
korelasi
Penelitin ini merupakan penelitian korelasi yang
membangun antara persepsi terhadap organisasi sebagai variable bebas dengan
minat berorganisasi sebagai variable terikat.
2. Teknik
pengambilan sampel.
Menggunakan metode stratified propotional random sampling (random proposional
berlapis). Dari 687 orang populasi dalam penelitian ini, yang akan di ambil
sampel penelitian sebanyak 34% maka jumlah sampel yang diambil sebanyak 200
orang.
3. Pengujian
reliabilitas alat ukur dengan menggunakan SPSS 16,0 for windows. Berdasarkan
uji reliabilitas pada Skala Persepsi Terhadap Organisasi diperoleh
koefisien reliabilitas sebesar 0,9404.
8. Hasil
penelitian
1. Hasil
analisis data dengan menggunakan teknik korelasi product moment diperoleh angka koefisien korelasi sebesar 0,865 dengn
taraf signifikasi 0,01. Maka hipotesis yang di ajukan dalam penelitian ini
yaitu terdapat hubungan positif antara persepsi terhadap organisasi dengan
minat berorganisasi diterima (terbukti). Angka koefisien korelasi ini termasuk
dalam kategori hubungan sangat kuat.
2. Hasil
analisis data dengan menggunakan korelasi product
moment didapatkan tingkat korelasi r= 0,865 (p<0,01). Dari hasil ini
(r=0,865) didapatkan r2 sebesar 0,748 atau 74,8 5. Selebihannya, 0,252 atau
25,2% mint berorganisasi dipengaruhi oleh factor lain.
3. Persepsi
terhadap mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska Riau positif, dengan frekuensi
96,77% dan frekuensi persepsi negative terhadap organisasi sebesar 3,23%. Ini
menunjukan bahhwa persepsi mahasiswa Psikologi UIN Suska Riau terhadap organisasi
sebagian besar positif.
Berdasarkan data penelitian, juga didapatkan data
minat berorganisasi mahasiswa Fakultas Psikologi sebesar 87,74 % dalam kategori
tinggi dan 12,26 % dalam kategori rendah. Ini menunjukkan bahwa minat mengikuti
organisasi mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska Riau sebagian besar tinggi
9. Kesimpulan
Dari
kesimpulan data di atas dapat di simpulkan bahwa mahasiwa Psikologi UIN
tersebut kebanyakan memiliki rasa percaya diri, persepsi yang baik dan mental
yang seimbang. Tentang persepsi terhadap organisasi dengan minat berorganisasi
bahwa mahasiswa fakultas Psikologi UIN Suska Riau, diperoleh hasil dari
pengujian hipotesis dengan teknik analisa korelasi product moment dengan bantuan SPSS 16,o for windows dengan nilai korelasi sebesar 0,865.
Mahasiswa Psikologi tersebut,
memiliki minat pada level yang tinggi untuk ikut organisasi yang di
selenggarakan pada acara formal ataupun non formal. Variable-variabel yang
kemungkinan besar mempengaruhi keikutsertaan mahasiswa dalam organisasi
diantaranya, mahasiswa dalam organisasi diantaranya, mahasiswa Fakultas
Psikologi lebih pada study oriented,
artinya mahasiswa hanya memfokuskan pada kegiatan perkuliahan daripada
kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak
menarik, kemungkinan juga menjaddi factor penyebab kecilnya jumlah mahasiswa
itu sendiri. Selain itu, kemungkinan mahasiswa Fakultas Psikologi juga
menganggap bahwa dengan ikut organisasi akan menyita waktu perkuliahan mereka,
sehingga memutuskan untuk tidak ikut
organisasi walaupun minat untuk ikut organisasi itu tetap ada.
10. Komentar
dan Review
Menurut
saya, persepsi terhadap organisasi pada
jurnal tersebut adalah hasil dari suatu
proses psikologis yang dipengaruhi oleh
faktor internal (pengalaman,
pengetahuan, ekspektasi, dan
motivasi) dan eksternal
(karakteristik organisasi) berupa
penginterpretasian tentang organisasi
sehingga seorang individu mempunyai
gambaran yang jelas tentang organisasi.
Hasil dari gambaran atau penginterpretasian ini berupa kesan yang
tinggal dalam ingatan individu yang
bersifat positif atau negatif terhadap
kegiatan keorganisasian.
Kesan
yang positif dapat dilihat dari kesediaan individu untuk mengikuti
kegiatan organisasi. Perhatian yang
besar terhadap organisasi akan
menimbulkan dorongan untuk berpartisipasi
aktif dalam kegiatan organisasi.
Selain
itu mahasiswa dapat memperjuangkan apa
yang dianggapnya ideal ata apa yang dianggap
sebagai kebaikan bersama. Jadi antara
mahasiswa dengan organisasi tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Keikutsertaan mahasiswa pada sebuah
organisasi merupakan proses psikologis yang diawali dengan pengamatan terhadap aktivitas-aktivitas organisasi yang kemudian dipersepsikan dan diinterpretasi.
Menurut
saya metode yang di gunakan belum sempurnah, karena di antara metode tersebut
kelengkapan metodenya tidak selengkap jika menggunakan metode pengumpulan data
yang lebih lengkap dan detail, sehingga para pembaca masih perlu lebih menalari
jika memperhatikan metode dalam jurnal tersebut. Selanjutnya, menurut saya
minat, persepsi yang baik itu juga perlu di terapkan, karena hal tersebut
adalah hal yang lumrah yang wajib di miliki para mahasiswa, supaya lebih
menujang motivasi dalam bergaul dan bersosialisasi dengan baik.
Saya mencontohkan,
misalnya apabila seorang mahasiswa yang aktif, tetapi dia perilaku sangat
buruk, karena selalu atau bahkan sering mempersepsikan hal-hal yang orang lain
mempersepsikan nya positif dia mempersepsikannya dengan negative, sehingga hal
in di perlukan dalam berorganisasi itu adalah terutama dengan persepsi yang
baik, organisasi dan selanjutnya di ikuti dengan minat mahasiswa.
Menurut saya, keunggulan yang
terdapat pada jurnal ini adalah terdapat table riset mengenai hubungan
kepribadian dan penggunaan CMC, tabulasi data penelitian dan hasil pengambilan
sempel penelitian. Keunggulan lainnya adalah singkronnya metode yang digunakan
dalam jurnal ini, ketiga dimensi kepribadian yang dibahas dalam jurnal ini
saling berkorelasi satu sama lain.
Sedangkan,
kekurangan dari jurnal tersebut adalah, pertama : dalam penulisan ejaan yang
belum benar atau penempatan yang salah, selain itu jurnal juga belum sempurna
sebagaimana layaknya jurnal yang lengkap. Kedua: jurnal tersebut terdapat angka
yang sulit sehingga para pembaca rumit dan kesulitan untuk memahami, sebaiknya
menggunakan angka atau rumus dari korelasi yang baik dan bisa di mengerti bagi
pembaca. Dalam hal ini juga pembahasannya belum cukup mendetail tetapi mampu
menjawab tujuan penelitian tersebut. Dalam jurnal ini tidak terdapat instrumen
penelitian sehingga pembaca tidak dapat mengetahui dengan pasti kriteria apa
saja yang dilakukan pada penelitian ini.
REFERENSI
· Jurnal
psikologi muhamad Ardi dan Linda Aryani
· Uin-suska
ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar