Minggu
ke 4
TEORI
KEPRIBADIAN SEHAT
Pendapat
Rogers :
1. Perkembangan
Kepribadian “self”
2. Peranan
positive regard dalam pembentukan
kepribadian Individu
3. Ciri-ciri
orang yang berfungsi sepenuhnya
Berikut
pembahasannya
Menurut
Carl Rogers (1902-1987) tiga kondisi internal dari pribadi kreatif adalah
keterbukaan terhadap pengalaman , kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang, kemampuan
untuk bereksperimen, untuk “bermain-main” dengan konsep-konspe (dikutip oleh
Munandar, 1999a).
1. Perkembangan
Kepribadian ‘self’
Carl Rogers
adalah seorang psikolog
yang terkenal dengan pendekatan terapi klinis
yang berpusat pada klien
(client centered). Rogers kemudian menyusun teorinya dengan
pengalamannya sebagai terapis
selama bertahun-tahun. Teori
Rogers mirip dengan pendekatan Freud,
namun pada hakikatnya Rogers berbeda dengan Freud karena Rogers menganggap
bahwa manusia pada dasarnya baik atau sehat. Dengan kata lain, Rogers memandang
kesehatan mental sebagai proses perkembangan hidup alamiah, sementara ], kejahatan,
dan persoalan kemanusiaan lain dipandang sebagai penyimpangan dari kecenderungan
alamiah.
Rogers
lebih mementingkan dinamika dari pada struktur kepribadian, Sejak awal Rogers
mengurusi cara bagaimana kepribadian berubah dan berkembang, Rogers tidak
menekankan aspek struktural kepribadian. Namun demikian, dari 19 rumusannya
mengenai hakekat pribadi, diperoleh tiga konstruk yang menjadi dasa
penting dalam teorinya yitu Self, organisme dan medan fenomena.
Konsep
pokok dari teori kepribadian Rogers adalah self, sehingga dapat
dikatakan self merupakan struktur kepribadian yang sebenarnya. Self atau
konsep self adalah konsep menyeluruh yang ajeg dan terorganisir tersusun dari
persepsi ciri-ciri tentang “I” atau “me” (aku sebagai subyek atau aku sebagai
obyek) dan persepsi hubungan “I” atau “me” dengan orang lain dan berbagai aspek
kehidupan, berikut nilai-nilai yang terlibat dalam persepsi itu. Konsep self
menggambarkan konsepsi orang tentang dirinya sendiri, ciri-ciri yang
dianggapnya menjadi bagian dari dirinya. Konsep self juga menggambarkan
pandangan diri dalam kaitannya dengan berbagai perannya dalam kehidupan dan
dalam kaitannya dengan hubungan interpersonal.
Carl
Rogers mendeskripsikan the self atau self-structure sebagai
sebuah konstruk yang menunjukan bagaimana setiap individu melihat dirinya
sendiri. Self ini dibagi 2 yaitu : Real Self dan Ideal Self. Real Self adalah
keadaan diri individu saat ini, sementara Ideal Self adalah keadaan diri
individu yang ingin dilihat oleh individu itu sendiri atau apa yang ingin
dicapai oleh individu tersebut.
Perhatian
Rogers yang utama adalah bagaimana organisme dan self dapat dibuat lebih
kongruen/ sebidang. Artinya ada saat dimana self berada pada keadaan
inkongruen, kongruensi self ditentukan oleh kematangan, penyesuaian, dan
kesehatan mental, self yang kongruen adalah yang mampu untuk menyamakan antara
interpretasi dan persepsi self I dan self me sesuai dengan realitas dan
interpretasi self yang lain. Semakin lebar jarak antara keduanya, semakin lebar
ketidaksebidangan ini. Semakin besar ketidaksebidangan, maka semakin besar
pula penderitaan yang dirasakan Jika tidak mampu maka akan terjadi
ingkongruensi atau maladjustment atau neurosis.Organisme. Pengertian organisme
mencakup tiga hal:
1. Makhluk hidup; Organisme adalah
makhluk lengkap dengan fungsi fisik dan psikologisnya, tempat semua pengalaman
dan segala sesuatu yang secara potensial terdapat dalam kesadar setiap saat
2.
Realitas
subyektif; organisme menanggapi dunia seperti yang siamati atau dialaminya.
Jadi realita bukan masalah benar atau salah melainkan masalah persepsi yang
sifatnya subjekstif.
3.
Holisme;
organisme adalah satu kesatuan sistem, sehingga perybahan pada satu bagian akan
mempengaruhi bagian lain. Setiap perubahan memiliki makna pribadi atau
bertujuan, yakni tujuan mengaktualisasi, mempertahankan, dan mengembangkan diri.
4.
Medan
fenomena. Keseluruhan pengalaman itu, baik yang internal maupun eksternal,
disadari maupun tidak disadari dinamakan medan fenomena. Medan fenomena adalah
seluruh pengalaman pribadi seseorang sepanjang hidupnya di dunia, sebagaimana
persepsi subyektifnya.
1. Self
adalah apa yang manusia rasakan didalam dirinya.
Didalam
self terdapat 2 bagian yaitu, ideal self dan relity self. Ideal self adalah
diri yang diharapkan individu, sedangkan reality self adalah kenyataan yang ada
pada diri individual keadaan apa adanya pada diri individu. Kesulitan akan
timbul bila tidak terjadi ketidaksesuaian antara persepsi tentang diri dengan
ideal selfnya (kesenjangan antara harapan dan realita). Individual yang sehat
adalah individu yang jarak reality self dan ideal self tidak terlalu jauh.
Self merupakan
satu-satunya struktur kepribadian yang sebenarnya. Dengan kata lain self
terbentuk melalui deferiensiasi medan fenomena dan melalui introjeksi
nilai-nilai orang tertentu serta dari distorsi pengalaman. Self bersifat
integral dan konsisten. Pengalaman yang tidak sesuai dengan struktur self
dianggap ancaman dan self dapat berubah sebagai akibat kematangan biologik dan
belajar. Konsep self menggambarkan konsepsi mengenai dirinya sendiri, ciri-ciri
yang dianggapnya menjadi bagian dari dirinya. Misalnya, orang mungkin memandang
dirinya sebagai; “saya cerdas, menyenangkan, jujur, baik hari, dan menarik”.
Alwisol (2006: 322)
2. Peranan
Positive Rogers dalam Pembentukan Kepribadian individu.
Peranan positif regard adalah sebagai suatu kebutuhan yang memaksa dan menyerap, dimiliki oleh semua manusia; setiap anak terdorong untuk mencari positive regard. Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat).
Peranan positif regard adalah sebagai suatu kebutuhan yang memaksa dan menyerap, dimiliki oleh semua manusia; setiap anak terdorong untuk mencari positive regard. Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat).
3.
Ciri-ciri Orang yang Berfungsi
Sepenuhnya.
Lima sifat khas orang
yang berfungsi sepenuhnya (fully human being):
a. Keterbukaan
pada pengalaman .
Orang yang berfungsi
sepenuhnya adalah orang yang menerima semua pengalaman dengan fleksibel
sehingga selalu timbul persepsi baru. Dengan demikian ia akan mengalami banyak
emosi (emosional) baik yang positip maupun negatip.
b. Kehidupan
Eksistensial .
Kualitas dari kehidupan
eksistensial dimana orang terbuka terhadap pengalamannya sehingga ia selalu
menemukan sesuatu yang baru, dan selalu berubah dan cenderung menyesuaikan diri
sebagai respons atas pengalaman selanjutnya.
c. Kepercayaan
terhadap organisme orang sendiri.
Pengalaman akan menjadi
hidup ketika seseorang membuka diri terhadap pengalaman itu sendiri. Dengan
begitu ia akan bertingkah laku menurut apa yang dirasanya benar (timbul
seketika dan intuitif) sehingga ia dapat mempertimbangkan setiap segi dari
suatu situasi dengan sangat baik.
d. Perasaan
Bebas .
Orang yang sehat secara
psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa adanya paksaan -paksaan atau
rintangan -rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan. Orang yang bebas
memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya
bahwa masa depan tergantung pada dirinya sendiri, tidak pada peristiwa di masa
lampau sehingga ia dapat meilhat sangat banyak pilihan dalam kehidupannya dan
merasa mampu melakukan apa saja yang ingin dilakukannya.
e. Kreativitas
.
Keterbukaan diri
terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada organisme mereka sendiri akan
mendorong seseorang untuk memiliki kreativitas dengan ciri -ciri bertingkah
laku spontan, tidak defensif, berubah, bertumbuh, dan berkembang sebagai
respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka ragam di sekitarnya.
Kelemahan atau kekurangan pandangan
Rogers terletak pada perhatiannya yang semata -mata melihat kehidupan diri
sendiri dan bukan pada bantuan untuk pertumbuhan serta perkembangan orang lain.
Rogers berpandangan bahwa orang yang berfungsi sepenuhnya tampaknya merupakan
pusat dari dunia, bukan seorang partisipan yang berinteraksi dan bertanggung
jawab di dalamnya.
REFERENSI
Dali,
s Naga. Monika dkk. 2006. IQ,. Prestasi
Belajar Sekolah dan Kecerdasan Emosional
Siswa
Remaja. Jurnal Provitae : Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar