“
MINGGU 3 ”
TEORI KEPRIBADIAN SEHAT
Sering
kita jumpai perkataan seseorang tentang adanya kepribadian. Apa sich
kepribadian? Jelasnya bahwa kepribadian adalah suatu karakteristik, perbedaan,
ciri-ciri yang dimiliki oleh serang individu, mau itu seorang kembarpun pasti
memiliki kepribadian yang berbeda. Jelaslah bahwa kepribadian sehat yaitu,
suatu pribadi, individualis yang benar-benar sempurnah, sehat dalam segalanya. Menurut
Allport (1937) ia menemukan bahwa ada hamper 50 definisi berbeda yang
digolongkannya kedalam sejumlah kategori. Allport sendiri memandang “kepribadian
apa orang itu sesungguhnya”.
A.
ALIRAN
HUMANISTIK
Humanistik adalah aliran dalam psikologi
yang muncul tahun 1950an
sebagai reaksi terhadap behaviorisme dan psikoanalisis.
Aliran ini secara eksplisit memberikan perhatian pada dimensi manusia
dari psikologi dan konteks manusia dalam pengembangan teori psikologis.
Permasalah ini dirangkum dalam lima postulat Psikologi Humanistik dari James
Bugental (1964), sebagai berikut:
- Manusia tidak bisa direduksi menjadi komponen-komponen.
- Manusia memiliki konteks yang unik di dalam dirinya.
- Kesadaran manusia menyertakan kesadaran akan diri dalam konteks orang lain.
- Manusia mempunyai pilihan-pilihan dan tanggung jawab.
- Manusia bersifat intensional, mereka mencari makna, nilai, dan memiliki kreativitas.
Pendekatan
humanistik ini mempunyai akar pada pemikiran eksistensialisme
dengan tokoh-tokohnya seperti Kierkegaard, Nietzsche,
Heidegger,
dan Sartre.
Aliran humanistik mulai muncul sebagai sebuah gerakan
besar psikologi dalam tahun 1950-an dan 1960-an. Aliran Humanistik merupakan
konstribusi dari psikolog-psikolog terkenal seperti Gordon Allport, Abraham
Maslow dan Carl Rogers. Walaupun psikolog humanistik dipengaruhi oleh
psikoanalisis dan behaviorisme, namun aliran ini mempunyai ketidaksesuaian yang
sangat berarti dengan psikoanalisis dan behaviorisme. Tekanan utama yang oleh
behavioris dikenakan pada stimuli dan tingkah laku yang teramati, dipandang
Psikologi Humanistik sebagai penyederhanaan yang keterlaluan yang melalaikan
diri manusia sendiri dan pengalaman-pengalaman batinnya, tingkah lakunya yang
kompleks seperti cinta, nilai-nilai dan kepercayaan, begitu pula potensinya
untuk mengarahkan diri dan mengaktualisasikan diri. Maka psikologi humanistik
sangat mementingkan diri (self) manusia sebagai pemersatu yang menerangkan
pengalaman-pengalaman subjektif individual, yang banyak menentukan tingkah lakunya
yang dapat diamati.
Psikolog-psikolog Humanistik pun tidak menyetujui pandangan pesismis terhadap hakekat manusia dan dicerminkan oleh psikoanalisis Freud maupun pandangan netral (tidak jahat dan tidak baik) kaum behavior.
Psikolog-psikolog Humanistik pun tidak menyetujui pandangan pesismis terhadap hakekat manusia dan dicerminkan oleh psikoanalisis Freud maupun pandangan netral (tidak jahat dan tidak baik) kaum behavior.
Menurut aliran humanistik, kedua aliran itu memandang
tingkah laku manusia secara salah yaitu sebagai tingkah laku yang seluruhnya
ditentukan oleh kekuatan-kekuatan diluar kekuasaannya; apakah kekuatan-kekuatan
itu berupa motif-motif yang tak disadari atau conditioning dari masa kanak-kanak
dan pengaruh lingkungan. Bertentangan dengan kedua pandangan aliran tadi,
aliran Humanistik menyetujui sebuah konsep yang jauh lebih positif mengenai
hakekat manusia, yakni memandang hakekat manusia itu pada dasarnya baik.
Perbuatan-perbuatan manusia yang kejam dan mementingkan diri sendiri dipandang
sebagai tingkah laku patologik yang disebabkan oleh penolakan dan frustasi dari
sifat yang pada dasarnya baik itu. Seorang manusia tidak dipandang sebagai
mesin otomat yang pasif, tetapi sebagi peserta yang aktif yang mempunyai
kemerdekaan memilih untuk menentukan nasibnya sendiri dan nasib orang lain.
Psikolog humanistik mencoba untuk melihat kehidupan
manusia sebagaimana manusia melihat kehidupan mereka. Mereka cenderung untuk
berpegang pada prespektif optimistik tentang sifat alamiah manusia. Mereka
berfokus pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional untuk
dalam mengendalikan hasrat biologisnya, serta dalam meraih potensi maksimal
mereka. Dalam pandangan humanistik, manusia bertanggung jawab terhadap hidup
dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap
dan perilaku mereka.
Psikologi humanistik adalah suatu gerakan perlawanan terhadap psikologi yang
dominan yang mekanistik, reduksionistik, atau ’psikologi robot” yang mereduksi
manusia. Psikologi humanistik juga menentang
metodologi yang restriktif yang menyisihkan pengalaman batin. Psikologi humanistik menghimpun para ahli psikologi yang
merepresentasikan pandangan-pandangan dan kecenderungan yang berbeda, juga para
ahli psikologi yang hanya menyetujui penolakan terhadap psikologi yang
mekanomorfik dan yang
Perbedaan Aliran psikoanalisa, Behavioristik dan
Humanistik
BEHAVIORISME
Teori Beaviorisme lebih
menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk
reaktif yang memberirespon terhadap lingkungan.Pengalaman dan pemeliharaan akan
membentuk perilaku mereka. Tujuan psikologi secara teoritis adalah
memrediksi dan mengontrol perilaku, sehingga instropeksi bukan metoda yang
dipergunakan. Yang dipelajari adalah perilaku yang dapat diamati, bukan
kesadaran karena merupakan pengertian yang meragukan.
PRINSIP PRINSIP TEORI
BEHAVIORISME
- Obyek psikologi adalah tingkah laku.
- semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek.
- mementingkan pembentukan kebiasaan.
PSIKOANALISA
Psikoanalisa merupakan salah satu
aliran psikologi yang diperkenalkan oleh Sigmund Freud sebagai tokoh utama yang
mengembangkan teori ini. Psikoanalisis merupakan satu pandangan baru tentang
manusia, dimana ketidaksadaran memainkan peran sentral. Psikoanalisis ditemukan
dalam usaha untuk menyembuhkan pasien-pasien histeria. Kemudian menarik
kesimpulan-kesimpulan teoritis dari penemuannya di bidang praktis. Dari hasil
penelitian yang dilakukannya kemudian lahir asumsi-asumsi tentang perilaku
manusia.
prinsip-prinsip
psikoanalisis tentang hakekat manusia sebagai berikut:
- Perilaku pada masa dewasa berakar pada pengalaman masa kanak-kanak
- Sebagaian besar perilaku terintegrasi melalui proses mental yang tidak disadari
- Pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan yang sudah diperoleh sejak lahir,terutama kecenderungan mengembangkan diri melalui dorongan libido dan agresifitasnya
- Secara umum perilaku manusia bertujuan dan mengarah pada tujuan untuk meredakan ketegangan, menolak kesakitan dan mencari kenikmatan
- Kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan seksual mengarah pada perilaku neurosis.
- Pembentukan simpton merupakan bentuk defensive
- Pengalaman tunggal hanya dipahami dengan melihat keseluruhan pengalaman seseorang. Masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang adalah saling berhubungan dalam satu kesatuan apa yang terjadi pada seseorang pada saat ini dihubungkan pada sebab-sebab dimasa lampaunya dan memotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan dimasa yang akan dating
- Latihan pengalaman dimasa kanak-kanak berpengaruh penting pada perilaku masa dewasa dan diulangi pada transferensi selama proses perilaku. Pandangan psikoanalisis ini memberi implikasi yang sangat luas terhadap koseling dan psikoterapi, khususnya dalam aspek tujuan yang hendak dicapai serta prosedur yang dapat dikembangkan.
HUMANISTIK
Aliran humanistik mulai muncul
sebagai sebuah gerakan besar psikologi dalam tahun 1950-an dan 1960-an.Aliran
Humanistik merupakan konstribusi dari psikolog-psikolog terkenal seperti Gordon
Allport, Abraham Maslow dan Carl Rogers. Walaupun psikolog humanistik
dipengaruhi oleh psikoanalisis dan behaviorisme, namun aliran ini mempunyai
ketidaksesuaian yang sangat berarti dengan psikoanalisis dan behaviorisme.
Tekanan utama yang oleh behavioris dikenakan pada stimuli dan tingkah laku
yang teramati, dipandang Psikologi Humanistik sebagai penyederhanaan yang
keterlaluan yang melalaikan diri manusia sendiri dan pengalaman-pengalaman
batinnya, tingkah lakunya yang kompleks seperti cinta, nilai-nilai dan
kepercayaan, begitu pula potensinya untuk mengarahkan diri dan
mengaktualisasikan diri. Maka psikologi humanistik sangat mementingkan diri
(self) manusia sebagai pemersatu yang menerangkan pengalaman-pengalaman
subjektif individual, yang banyak menentukan tingkah lakunya yang dapat
diamati.
Psikolog-psikolog Humanistik pun tidak menyetujui pandangan pesismis
terhadap hakekat manusia dan dicerminkan oleh psikoanalisis Freud maupun
pandangan netral (tidak jahat dan tidak baik) kaum behavior.
Menurut aliran humanistik, kedua aliran itu memandang tingkah laku manusia
secara salah yaitu sebagai tingkah laku yang seluruhnya ditentukan oleh
kekuatan-kekuatan diluar kekuasaannya; apakah kekuatan-kekuatan itu berupa
motif-motif yang tak disadari atau conditioning dari masa kanak-kanak dan
pengaruh lingkungan. Bertentangan dengan kedua pandangan aliran tadi, aliran
Humanistik menyetujui sebuah konsep yang jauh lebih positif mengenai hakekat
manusia, yakni memandang hakekat manusia itu pada dasarnya baik. Perbuatan
perbuatan manusia yang kejam dan mementingkan diri sendiri dipandang sebagai
tingkah laku patologik yang disebabkan oleh penolakan dan frustasi dari sifat
yang pada dasarnya baik itu. Seorang manusia tidak dipandang sebagai mesin
otomat yang pasif, tetapi sebagi peserta yang aktif yang mempunyai kemerdekaan
memilih untuk menentukan nasibnya sendiri dan nasib orang lain.
Psikolog humanistik mencoba untuk melihat kehidupan manusia sebagaimana
manusia melihat kehidupan mereka. Mereka cenderung untuk berpegang pada
prespektif optimistik tentang sifat alamiah manusia. Mereka berfokus pada
kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional untuk dalam
mengendalikan hasrat biologisnya, serta dalam meraih potensi maksimal mereka.
Dalam pandangan humanistik, manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan
perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan
perilaku mereka.
Psikologi humanistik adalah suatu gerakan perlawanan terhadap
psikologi yang dominan yang mekanistik, reduksionistik, atau ’psikologi robot”
yang mereduksi manusia. Psikologi humanistik juga menentang metodologi
yang restriktif yang menyisihkan pengalaman batin. Psikologi humanistik menghimpun
para ahli psikologi yang merepresentasikan pandangan-pandangan dan kecenderungan
yang berbeda, juga para ahli psikologi yang hanya menyetujui penolakan terhadap
psikologi yang mekanomorfik.
Perbedaan Aliran Psikoanalisa, Behaviorisme, dan Humanistik
a) Aliran Psikoanalisa berdasarkan pada
pikiran sebagai subjek psikologi, sementara Behavioristik berdasarkan atas
perilaku, dan Humanistik berdasarkan pada kemampuan yang terdapat pada diri
setiap individu.
b) Aliran Psikoanalisa dan Behaviorisme
memandang pesimistis terhadap kodrat manusia yaitu manusia dianggap sakit /
pincang menurut aliran Psikoanalisa dan manusia dianggap tidak memiliki sikap
jati diri menurut aliran Behavioristik, sementara aliran Humanistik memandang
optimistik terhadap kodrat manusia yang menganggap bahwa setiap manusia memiliki
kemampuan untuk berbuat lebih baik dan berkembang melampaui kekuatan negative
yang menghambat.
c) Dalam aliran Psikoanalisa dan
Behavioristik, keduanya mengabaikan segala potensi yang berada didalam diri
individu, semntara aliran Humanistik menganggap bahwa potensi dalam diri
manusia merupakan sumber utama untuk mewujudkan diri menjadi lebih baik.
d) Aliran Psikoanalisa berpendapat
bahwa manusia berasal dari konflik masa kanak – kanak dan tekanan – tekanan
biologis, sedangkan aliran Behavioristik berpendapat bahwa manusia berasal dari
suatu sitem kompleks yang bertingkah laku menurut cara sesuai hokum yang ada,
sementara menurut aliran Humanistik mengatakan bahwa manusia berasal dari
keinginannya untuk menjadi lebih baik melalui kemampuan / potensi yang dimilikinya
B. PENDAPAT ALLPORT
Teori Kepribadian Sehat - Model Allport
Menurut Allport, individu-individu yang sehat dikatakan
mempunyai fungsi yang baik pada tingkat rasional dan sadar. Menyadari sepenuhnya
kekuatan-kekuatan yang membimbing mereka dan dapat mengontrol kekuatan-kekuatan
itu juga. Kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh trauma-trauma dan konflik-konflik
masa kanak-kanak. Dimana orang-orang yang neurotis terikat dan terjalin erat
pada pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak, berbeda dengan orang-orang yang
sehat yang bebas dari paksaan-paksaan masa lampau. Pandangan orang sehat adalah
ke depan, kepada peristiwa-peristiwa kontemporer dan peristiwa-peristiwa yang
akan datang, dan tidak mundur kembali kepada peristiwa-peristiwa masa
kanak-kanak. Segi pandangan yang sehat ini memberi jauh lebih banyak kebebasan dalam
memilih dan bertindak.
Orang yang matang dan sehat juga akan terus menerus membutuhkan
motif-motif kekuatan dan daya hidup yang cukup untuk menghabiskan energi-energinya.
Pada tahap perkembangan manapun, setiap individu harus menemukan minat-minat
dan impian-impian baru. Energi tersebut harus diarahkan pada setiap tahap agar
mencapai suatu kepribadian yang sehat. Contohnya seorang remaja membutuhkan penyaluran-penyaluran
atas energinya agar terhindar dari kepribadian yang tidak sehat. Energi itu
harus menemukan jalan keluar, dan apabila energi tidak diungkapkan secara konstruktif
maka mungkin energi akan dilepaskan secara destruktif. Dimana beberapa anak
yang kekurangan tujuan-tujuan yang berarti dan konstruktif untuk menghabiskan
energi mereka, menyebabkan masalah kenakalan.
Dorongan yang bersifat konstruktif adalah sangat penting
bagi orang-orang yang sehat secara psikologis. Orang-orang yang demikian mengejar
secara aktif tujuan-tujuan, harapan-harapan, dan impian-impian, dan kehidupan
mereka dibimbing oleh suatu perasaan akan maksud, dedikasi, dan komitmen.
Pengejaran terhadap suatu tujuan tidak pernah berakhir; apabila suatu tujuan harus
dibuang, maka suatu motif yang baru harus cepat dibentuk. Orang yang sehat
melihat ke masa depan dan hidup dalam masa depan.
Kriteria kepribadian yang sehat
menurut Allport :
Menurut Allport, orang yang sehat dapat mencitai dan
memperluas dirinya kedalam hubungan yang penuh perhatian dengan orang-orang
lain, pertumbuhan dan pemenuhan orang-orang lain sekurang-kurangnya sama
pentingnya dengan pertumbuhan dan perkembangan dirinya. Inilah orang-orang yang
sangat realistis. Mereka mengetahui diri mereka dan menerima
keterbatasan-keterbatasan mereka dan tidak terpukul oleh
keterbatasan-keterbatasan itu. Singkatnya, orang-orang yang sehat mengetahui
diri mereka siapa dank arena itu mereka aman dalam hubungan mereka dengan diri
mereka dan dengan sekitar mereka.
Berikut adalah kriteria kepribadian sehat menurut Allport :
1. Perluasan Perasaan Diri
Ketika orang menjadi matang, dia
mengembangkan pehatian-perhatian di luar diri. Orang harus menjadi partisipan yang
langsung dan penuh. Allport menamakan hal ini “partisipasi otentik yang
dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana yang penting dari usaha manusia”.
Orang harus meluaskan diri ke dalam aktivitas.
Dalam pandangan Allport, suatu
aktivitas harus relevan dan penting bagi diri; harus berarti sesuatu bagi orang
itu. Apabila anda mengerjakan suatu pekerjaan karena anda percaya bahwa pekerjaan
itu penting, karena pekerjaan itu menantang kemampuan-kemampuan anda, atau
karena mengerjakan pekerjaan itu dengan sebaik-baiknya membuat anda merasa
enak, maka anda merupakan seorang partisipan yang otentik dalam pekerjaan itu.
Aktivitas itu lebih berarti bagi anda daripada pendapatan yang diperoleh;
aktivitas itu memuaskan kebutuhankebutuhan lain juga.
Semakin seseorang terlibat sepenuhnya
dengan berbagai aktivitas atau orang atau ide, maka semakin juga dia akan sehat
secara psikologis. Perasaan partisipasi otentik ini berlaku bagi pekerjaan kita,
hubungan dengan keluarga dan teman-teman, kegemaran, dan keanggotaan kita dalam
politik dan agama.
2. Hubungan Diri yang Hangat dengan
Orang-orang Lain
Allport membedakan dua macam
kehangatan alam hubungan dengan orang-orang lain; kapasitas untuk keintiman dan
kapasitas untuk perasaan terharu. Orang yang sehat secara psikologis mampu
memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orangtua, anak, partner, teman akrab.
Orang mengungkapkan paritisapi otentik dengan orang yang dicintai dan
memperlihatkan kesejahteraannya; hal ini sama pentingnya dengan kesejahteraan
individu sendiri. Syarat lain bagi kapasitas untuk keintiman adalah suatu
perasaan identitas diri yang berkembang dengan baik.
Orang yang neurotis harus menerima cinta
jauh lebih banyak daripada kemampuan mereka untuk memberinya. Apabila mereka memberi
cinta, maka cinta itu diberikan dengan syarat-syarat dan kewajiban-kewajiban
yang bersifat timbal balik. Cinta dari orang– orang yang sehat adalah tanpa
syarat, tidak melumpuhkan atau mengikat. Perasaan terharu, tipe kehangatan yang
kedua adalah suatu pemahaman tentang kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan
dengan semua bangsa. Orang yang sehat memiliki kapasitas untuk memahami
kesakitan-kesakitan, penderitaanpenderitaan, ketakutan-ketakutan, dan
kegagalan-kegagalan yang merupakan ciri kehidupan manusia. Empati itu timbul
melalui “perluasan imajinatif” dari perasaan orang sendiri terhadap kemanusiaan
pada umumnya. Kepribadian yang matang sabar terhadap tingkah laku orang-orang lain
dan tidak mengadili atau menghukumnya. Orang-orang yang sehat menerima
kelemahan-kelemahan manusia.
3. Keamanan Emosional
Sifat dari kepribadian yang sehat ini
meliputi beberapa kualitas; kualita utama adalah penerimaan diri. Kepribadian-kepribadian
yang sehat mempu menerima semua segi dari ada mereka, termasuk
kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekuarangan tanpa menyerah secara pasif pada
kelemahan-kelemahan tersebut. Orang sehat mampu hidup dengan ini dan segi-segi
lain
dalam kodrat manusia, dengan sedikit
konflik dalam diri mereka
atau dengan masyarakat. Mereka
berusaha bekerja sebaik mungkin dan dalam proses mereka berusaha memperbaiki
diri mereka.
Kepribadian-kepribadian yang sehat
juga mampu menerima emosiemosi mereka, mereka bukan tawanan dari emosi-emosi
mereka, dan mereka juga tidak berusaha bersembunyi dari emosi-emosi itu. Kepribadian
yang sehat mengontrol emosi-emosi mereka. Orang yang neurotis, menyerah pada
emosi apa saja yang dominan pada saat itu. Berkali-kali memperlihatkan
kemarahan atau kebencian, betapapun perasaan-perasaan itu mungkin tidak tepat.
Kualitas lain dari keamanan emosional
ialah apa yang disebut Allport “sabar terhadap kekecewaan”. Orang yang sehat
sabar menghadapi kemunduran-kemunduran; mereka tidak menyerahkan diri kepada
kekecewaan, tetapi mampu memikirkan cara-cara yang berbeda, yang kurang menimbulkan
kekecewaan untuk mencapai tujuan-tujuan yang sama atau tujuan-tujuan
substitusi. Orang-orang yang sehat tidak bebas dari perasaan-perasaan tidak
aman dan ketakutan-ketakutan, tetapi
mereka merasa kurang terancam dan dapat menanggulangi perasaan-perasaan
tersebut lebih baik daripada orang-orang yang neurotis.
4. Persepsi Realistis
Orang-orang yang sehat memandang
dunia mereka secara objektif. Sebaliknya orang yang neurotis kerapkali harus
mengubah realitas supaya membuatnya sesuai dengan keinginan-keinginan, kebutuhan-kebutuhan,
dan ketakutan-ketakutan mereka sendiri. Orang-orang yang sehat tidak perlu
percaya bahwa orang-orang lain atau situasi-situasi semuanya jahat atau
semuanya baik menurut suatu prasangka pribadi terhadap realitas. Mereka menerima
realita sebagaimana adanya.
5. Keterampilan-keterampilan dan
Tugas-tugas
Allport menekankan pentingnya
pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri sendiri di dalamnya. Keberhasilan
dalam pekerjaan menunjukkan perkembangan keterampilan-keterampilan dan
bakat-bakat tertentu suatu tingkat kemampuan. Kita juga harus menggunakan
keterampilan-keterampilan itu secara ikhlas, antusias, melibatkan dan
menempatkan diri sepenuhnya alam pekerjaan kita. Komitmen dalam orang-orang
yang sehat begitu kuat sehingga mereka sanggup menenggelamkan semua pertahanan
yang berhubungan dengan ego dan dorongan (seperti kebanggaan) ketika mereka
terbenam dalam pekerjaan. Dedikasi terhadap pekerjaan ini ada hubungannya
dengan gagasan tentang tanggung jawab dan dengan kelangsungan hidup yang
positif.
Pekerjaan dan tanggung jawab
memberikan arti dan perasaan konstinuitas untuk hidup. Tidak mungkin mencapai
kematangan dan kesehatan psikologis yang positif tanpa melakukan pekerjaan yang
penting dan melakukan dengan dedikasi, komitmen, dan keterampilan-keterampilan.
6. Pemahaman Diri
Pengenalan diri yang memadai
menuntut pemahaman tentang hubungan/perbedaan antara gambaran tentang diri yang
dimiliki seseorang dengan dirinya menurut keadaan yang sesungguhnya. Semakin
dekat hubungan antara kedua gagasan ini, maka individu juga semakin matang.
Hubungan lain yang penting adalah hubungan antara apa yang dipikirkan orang-orang
lain tentang Persepsi Realisti Ketrampilan dan Tugas Pemahaman dirinya itu.
Orang yang sehat terbuka pada pendapat orang-orang lain dalam merumuskan suatu
gambaran diri yang objektif. Orang yang memiliki suatu tingkat pemahaman diri
(selfobjectification) yang tinggi atau wawasan diri tidak mungkin memproyeksikan
kualitas-kualitas pribadinya yang negatif kepada orang lain. Orang-orang lain,
dan biasanya dia diterima dengan lebih baik oleh orang-orang lain. Allport juga
mengemukakan bahwa orang yang memiliki wawasan diri yang lebih baik adalah
lebih cerdas daripada orang yang memiliki wawasan diri yang kurang. Selain itu,
terdapat korelasi yang tinggi antara tingkat wawasan diri dan perasaan humor,
yakni tipe humor yang menyangkut persepsi tentang hal-hal yang aneh dan hal-hal
yang mustahil serta kemampuan untuk menertawakan diri sendiri. (Allport membedakan
humor ini dari humor komik kasar yang menyangkut seks dan agresi).
7. Filsafat Hidup yang Mempersatukan
Orang-orang yang sehat melihat ke
depan, didorong oleh tujuan-tujuan dan rencana-rencana jangka panjang.
Orang-orang ini mempunyai suatu perasaan
akan tujuan, suatu tugas untuk bekerja sampai selesai, sebagai batu sendi
kehidupan mereka, dan ini memberi kontinuitas bagi kepribadian mereka.
Allport menyebut dorongan yng
mempersatukan ini “arah” (directness). Arah ini membimbing semua segi kehidupan
seseorang menuju suatu tujuan atau rangkaian tujuan) serta mmemberikan orang
itu suatu alasan untuk hidup. Tanpa tujuan kita mungkin akan mengalami
masalah-masalah kepribadian. Mustahil memiliki suatu kepribadian yang sehat
tanpa aspirasi-aspirasi dan arah ke masa depan.
Mungkin kerangka untuk tujuan-tujuan
khusus itu adalah ide tentang nilai-nilai. Allport menekankan bahwa nilai-nilai
(bersama dengan tujuan-tujuan) adalah sangat penting bagi perkembangan suatu
filsafat hidup yang mempersatukan. Seorang individu dapat memilih di antara
berbagai nilai-nilai dan nilai-nilai itu mungkin berhubungan dengan diri
sendiri atau mungkin nilai-nilai itu luas dan dimiliki oleh banyak orang lain. Orang
yang neurotis tidak memiliki nilai-nilai atau hanya memiliki nilai-nilai yang
terpecah-pecah dan bersifat sementara. Nilai-nilai orang yang neurotis tidak
tetap atau tidak cukup kuat untuk mengikat atau mempersatukan semua segi
kehidupan.
Suara hati juga berperan dalam suatu
filsafat hidup yang mempersatukan. Suara hati yang tidak matang sama seperti
suara Filsafat Hidup Mempersatukan hati kanak-kanak, yang patuh dan membudak,
penuh dengan pembatasan-pembatasan dan larangan-larangan yang dibawa dari masa
kanak-kanak ke dalam masa dewasa. Suara hati yang tidak matang bercirikan
perasaan “harus” dan bukan “sebaiknya”. Suara hati yang matang adalah suatu
perasaan kewajiban dan tanggung jawab kepada diri sendiri dan kepada
orang-orang lain, dan mungkin berakar dalam nilai-nilai agama dan nilai-nilai
etis.
REFERENSI
Schultz, Duane. 1991. Psikologi
Pertumbuhan, model- model kepribadian
sehat.
Penerbit Kanisius :
Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar