Powered By Blogger

Senin, 11 Mei 2015

Pekerjaan dan Waktu Luang




Minggu ke-12

A.      Penyesuaian diri dalam pekerjaan.
Menurut Schneiders (dalam Patosuwido, 1993) penyesuaian diri merupakan kemampuan untuk mengatasi tekanan kebutuhan, frustrasi dan kemampuan untuk  mengembangkan mekanisme psikologi yang tepat . Sawrey dan Telford  (da lam Colhoun & Acocella, 1990) mendefinisikan penyesuaian diri sebagai interaksi terus - menerus antara  individu dengan lingkungannya yang melibatkan sistem behavioral, kognisi, dan emosional.  Dalam interaksi tersebut baik individu maupun lingkungan menjadi agen perubahan.  Penyesuaian dapat didefenisikan sebagai interaksi yang kontiniu dengan diri sendiri, dengan orang lain dan dengan dunia. Ketiga faktor ini secara konsisten mempengaruhi seseorang.  Hubungan ini bersifat timbal balik (Calhoun & Acocella, 1990).

Penyesuain diri dalam pekerjaan itu sangat penting, karena apabila kita tidak bisa menyesuaikan dengan orang sekitar kita, dengan teman, bawahan kita, atasan kita karena penyesuaian diri yakni kemampuan individu dalam mengahadapi perubahan yang terjadi dalam hidupnya, untuk mempertemukan tuntutan diri  dan lingkungan agar tercapai  keadaan atau tujuan yang diharapakan oleh diri kita sendiri dan lingkungan.

a.      Kepuasan kerja
Menurut teori siegel dan Lane (1982) menerima batasan yang diberikan oleh John Locke, kepuasan kerja yaitu “the appraisal of one’s job as attaining or allowing the antainment with or help fulfill one’s basic needs”. Secara singkat bahwa tenaga kerja yang puas dengan pekerjaannya merasa senang dengan pekerjaannya. Locke selanjutnya mencatat bahwa perasaan yang berhubungan dengan kepuasan atau ketidakpuasan kerja cenderung lebih mencerminkan penaksiran diri tenaga kerja tentang pengalaman-pengalaman kerja pada waktu sekarang dan lampau daripada harapan-harapan untuk masa yang akan dating.


Teori-teori kepuasan kerja diantaranya :
1.     Teori Pertentangan (Discrepancy Theory)
Teori pertentangan dari Locke menyatakan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan terhadap beberapa aspek dari pekerjaan mencerminkan penimbangan dua nilai : 1).  Pertentangan yang dipersepsikan antara apa yang diingkinkan seorang individu dengan apa yang ia terima, dan 2). Pentingnya apa yang diinginkan oleh individu.
2.     Model kepuasan bidang/bagian ( Facet satisfaction).
Model Lawler dari kepuasan bidang berkaitan dengan teori keadilan dari Adams. Menurut Model Lawler orang akan puas dengan bidang tertantu dari pekerjaan mereka (misalnya dengan rekan kerja, atasan, dan gaji) jika jumlah dengan bidang mereka persepsikan harus mereka terima untuk melaksanakan kerja mereka sama dengan  jumlah yang mereka persepsikan dari yang secara actual mereka terima.
3.     Teori proses bertentangan (opponent-Process Theory)
Teori proses bertentangan mengasumsikan bahwa kondisi emosional yang ekstrim tidak memberikan kemaslahatan. Kepuasan atau ketidakpuasan kerja (dengan emosi yang berhubungan) memacu mekanisme fisiologikal dalam system pusat saraf yang membuat aktif emosi  yang bertentangan atau berlawanan.

Dari batasan Locke diatas,juga dapat disimpulkan adanya 2 unsur yang penting dalam kepuasan kerja yaitu,
a)       Nilai-nilai pekerjaan
b)      Kebutuhan-kebutuhan dasar
Nilai-nilai pekerjaan merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan tugas pekerjaan.Yang ingin dicapai ialah nilai-nilai pekerjaan yang dianggap penting oleh individu.Dikatakan selanjutnya bahwa nilai-nilai harus sesuai atau membantu pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar.Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan hasil dari tenaga kerja yang berkaitan dengan motivasi kerja.


B.    Waktu Luang

Dalam  bahasa  Inggris  waktu  luang  dikenal  dengan  sebutan leisure.  Kata leisure sendiri  berasal  dari  bahasa   Latin   yaitu  licere  yang  berarti  diizinkan  (To  be  Permited)  atau  menjadi  bebas  (To  be  Free).  Kata  lain  dari leisure  adalah  loisir  yang  berasal  dari  bahasa  Perancis  yang  artinya  waktu luang (Free Time), George Torkildsen (Januarius Anggoa, 2011).

Berdasarkan dari George  Torkildsen dalam bukunya yang berjudul leisure and recreation management ( januarius Anggoa, 2011) define berkaitan dengan leasure antara lain :
a.      Waktu luang sebagai waktu (leisure as time )
Waktu luang digambarkan sebagai waktu senggang setelah segala kebutuhan yang mudah telah dilakukan. Yang mana ada waktu lebih yang dimiliki untuk melakukan segala hal sesuai dengan keinginan yang bersifat positif.  Pernyataan  ini  didukung  oleh  Brightbill  yang  beranggapan  bahwa waktu    luang    erat    kaitannya    dengan    kaitannya    dengan kategori discretionary  time,  yaitu  waktu  yang  digunakan  menurut  pemilihan  dan penilaian kita sendiri.
b.     Waktu luang sebagai aktivitas (leisure as activity)
Waktu  luang  terbentuk  dari  segala  kegiatan  bersifat mengajar  dan  menghibur  pernyataan  ini  didasarkan  pada  pengakuan dari  pihak The International  Group of the Social Science of Leisure, menyatakan bahwa: “waktu  luang  berisikan  berbagai  macam  kegiatan  yang mana  seseorang akan  mengikuti  keinginannya  sendiri  baik  untuk  beristirahat,  menghibur diri      sendiri,      menambah     pengetahuan atau      mengembangkan keterampilannya  secara  objektif  atau  untuk  meningka tkan  keikutsertaan dalam bermasyarakat.
c.      Waktu luang sebagai suasana hati atau mental yang positif ( leisure as end in itself or a state of being).
Pieper beranggapan bahwa:“Waktu luang harus dimengerti sebagai  hal  yang  berhubungan  dengan  kejiwaan  dan  sikap  yang berhubungan  dengan  hal-hal  keagamaan,  hal  ini  bukan  dikarenakan  oleh  faktor-faktor  yang    datang    dari    luar.    Hal    ini    juga    bukan    merupakan hasil dari waktu senggang, liburan, akhir pekan, atau liburan panjang.
d.     Waktu luang sebagai sesuatu yang memiliki arti luas ( leisure as an all embracing).
Menurut Dumadezirer, waktu luang adalah  relaksasi,  hiburan,  dan pengembangan    diri.    Dalam    ketiga    aspek    tersebut,    mereka    akan  menemukan  kesembuhan  dari  rasa  lelah,  pelepasan  dari  rasa  bosan,  dan kebebasan   dari   hal-hal   yang   bersifat   menghasilkan. Dengan   kata lain, waktu luang merupakan ekspresi dari seluruh aspirasi manusia dalam  mencari   kebahagiaan,   berhubungan   dengan   tugas   baru  etnik   baru,  kebijakan baru, dan kebudayaan baru.
e.      Waktu  luang  sebagai  suatu  cara  untuk  hidup  (leisure  as  a  way  of living)
Seperti yang dijelaskan oleh Goodale dan Godbye dalam  buku The Evolution  OfLeisure :  “Waktu luang adalah  suatu  kehidupan  yang bebas dari  tekanan-tekanan  yang  berasal  dari  luar  kebudayaan  seseorang  dan sehingga  mampu  untuk  bertindak  sesuai rasa  kasih  yang tak  terelakkan  yang  bersifat  menyenangkan,  pantas, dan  menyediakan sebuah dasar keyakinan.


2. Manfaat Mengisi Waktu Luang

Orang  yang  menggunakan  waktu  secara  efisien  akan  memperoleh banyak keuntungan, misalnya mereka dapat menyelesaikan pekerjaannya tepat  waktu,  sehingga  ada  waktu  untuk  memulihkan  kebugaran  fisik  dan  mental, rekreasi, dan interaksi sosial.
Manfaat   mengisi   waktu   luang   yaitu   menurut   Soetarlinah   Sukadji (Triatmoko, 2007) yaitu: 
a)   Bisa meningkatkan kesejahteraan jasmani.
b)  Meningkatkan kesegaran mental dan emosional. 
c)   Membuat kita mengenali kemampuan diri sendiri. 
d)  Mendukung konsep diri serta harga diri.
e)   Sarana belajar dan pengembangan kemampuan.
f)   Pelampiasan  ekspresi  dan  keseimbangan  jasmani,  mental,  intelektual, spiritual, maupun estetika.
g)  Melakukan  penghayatan  terhadap  apa  yang  anda  sukai tanpa  tidak mempedulikan segi materi. Selain   itu  mengisi   waktu   luang   juga   berfungsi   sebagai   pemenuh kebutuhan sosial, seperti : 
a.      Meningkatkan daya kerja sehingga memacu prestasi dan produktivitas.
b.     Menambah konsumsi sehingga meningkatkan lapangan kerja.
c.      Mengurangi kriminalitas dan kenakalan.
d.     Meningkatkan kehidupan bermasyarakat.
Manfaat  mengisi  waktu  luang  bisa  dirasakan  bila  pemanfaatan  waktu luang  sesuai  dengan  kebutuhan.  Berikut  akan  dipaparkan  mengenai  manfaat pentingnya waktu luang untuk kesehatan jasmani, kesehatan rohani, sosialisasi diri dimasyarakat, kestabilan ekonomi, dan kesuksesan manajemen.
a.      Waktu luang untuk kesehatan jasmani
Dalam  hal  ini  dengan  waktu  luang  akan  bisa  menikmati  kesegaran
kembali,   sebagaimana   keadaan   urat   syaraf   bebas   dari ketegangan.
Pemanfaatan waktu luang untuk meningkatkan kesehatan diantaranya:
1.     Membiasakan berolahraga. 
2.     Makan makanan ringan yang akan memberikan semangat.
3.     Mengendurkan urat-urat syaraf dengan bersantai.
4.     Menjauhi  tempat  keramaian  yang  dapat  menimbulkan  kebisingan di sekitar tempat beraktifitas (Yusuf Michael As’ad, 2003: 19-20).

b.     Waktu luang untuk kesehatan rohani.
Seseorang bisa berinteraksi dengan dua obyek yaitu obyek ekstern dan obyek intern. Individu yang melakukan sesuatu maka akan berkonsentrasi pada realita luar yang memberi efek pada tindakannya tersebut. Jika hal itu terjadi   maka   seseorang   akan   mengalami   gangguan   jiwa.   Aktivitas kejiwaan  agar  individu  paham  dan  membiasakannya  sehingga  memiliki kesehatan yang baik, yaitu:
1.    Autokritik atau introspeksi diri.
2.    Memberi solusi terhadap problema dan hambatan.
3.    Menentukan  tujuan  yakni  menyusun  tujuannya  atau  tujuan  yang baru.
4.    Membuat rencana baru dan mengganti rencana lama.
5.    Mencari pengalaman baru (Yusuf Michael As’ad, 2003: 23-26).

c.      Waktu luang untuk sosialisasi diri di masyarakat Dalam   interaksi   sosial   baik   skala   individu   maupun   kelompok sebagaimana   membutuhkan   waktu   luang   yang   dapat   memperbaharui potensi dan kesiapan berinteraksi dengan  yang lainnya. Pentingnya waktu luang  yang  sesuai  dan  cukup  untuk  merealisasikan  keharmonisan  sosial dalam hubungan sosial, yaitu:
1.     Menilai  hubungan  sosial  dengan  mengevaluasi  yang  berkembang antara  dia  dan  orang  yang  ada  disekelilingnya  sesuai  dengan opininya.
2.     Menilai    strata    sosial    yang    dimiliki    seseorang    dalam satu komunitas.
3.     Memprediksi masa depan.
4.     Merencanakan masa depan.
5.     Menyiapkan  media  aplikasi  yang  sesuai  (Yusuf  Michael  As’ad, 2003: 31-34)

d.     Waktu luang untuk kestabilan ekonomi
Seseorang    yang    menggunakan    waktu    luang    maka    ia    dapat  mengevaluasi kondisi ekonominya, yaitu dengan mengevaluasi pemasukan dan pengeluaran serta menekan pengeluaran (Yusuf Mi chael As’ad, 2003: 39).
e.      Waktu luang untuk kesuksesan manajemen.
Waktu  luang  dipergunakan  untuk  berkomunikasi  dengan orang  lain,  bekerja sama dengan mereka, bersama-sama memikul tanggung jawab dan bangkit  bersama  mereka  akan  dapat  meminimalisir  ketegangan.  Waktu luang    dipergunakan  juga  menyusun  strategi  manajemen  baru  sehingga  bisa mengoreksi diri dan mengatur pekerjaan (Yusuf  Michael As’ad, 2003: 43).


REFERENSI

BUKU :
Suyonto, Ashar Munandar. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Universita Indonesia :  Jakarta

SUMBER :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar