Minggu
ke-7
Penyesuaian
Diri dan Pertumbuhan
A. Penyesuaian
Diri
Pengertian
penyesuaian diri adalah proses yang diharapi oleh individu dalam mengenal
lingkungan yang baru. Menurut Schneider (dalam Partosuwido, 1993) penyesuaian
diri merupakan kemampuan untuk mengatasi tekanan kebutuhan, frustrasi dan
kemampuan untuk mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat. Menurut Callhoun
dan Acocella (dalam Sobur, 2003), penyesuaian dapat didefenisikan sebagai
interaksi individu yang kontinu dengan diri individu sendiri, dengan orang lain,
dan dengan dunia individu. Menurut pandangan para ahli diatas, ketiga faktor
tersebut secara konstan mempengaruhi individu dan hubungan tersebut bersifat
timbal balik mengingat individu secara konstan juga mempengaruhi kedua faktor
lain.
Menurut
Schneiders (1964), pengertian penyesuaian diri dapat ditiinjau dari tiga sudut
pandang, yaitu:
- Penyesuaian sebagai adaptasi. Menurut pandangan ini, penyesuaian diri cenderung diartikan sebagai usaha mempertahankan diri secara fisik, bukan penyesuaian dalam arti psikologis, sehingga ada kompleksitas kepribadian individu dengan lingkungan yang terabaikan.
- Penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas. Penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pengertian ini menyiratkan bahwa individu seakan-akan mendapat tekanan kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baik secara moral, sosial maupun emosional. Menurut sudut pandang ini, individu selalu diarahkan kepada tuntutan konformitas dan diri individu akan terancam tertolak jika perilaku individu tidak sesuai dengan norma yang berlaku.
Dengan demikian, penyesuaian diri merupakan suatu proses
alamiah dan dinamis yang bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi
hubungan yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungannya. Penyesuaian diri juga
dapat diartikan sebagai berikut.
a. Penyesuaian diri berarti adaptasi
dapat dipertahankan eksistensi, atau bisa “survive” dan memperoleh kesejahteraan jasmani dan
rohani, dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan
lingkungan sosial.
b. Penyesuaian diri dapat pula diartikan
sebagai konformitas yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau
prinsip yang berlaku umum.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi Penyesuaian Diri diri antara lain (Enung dalam Nofiana,
2010:17):
1. Faktor
Fisiologis. Struktur jasmani merupakan kondisi yang primer dari tingkah laku
yang penting bagi proses penyesuaian diri.
2. Faktor
Psikologis. Banyak faktor psikologis yang mempengaruhi penyesuaian diri antara
lain pengalaman, aktualisasi diri, frustasi, depresi, dsb.
a.
Penyesuaiaan
diri dan Adaptasi
Secara historis arti istilah “Penyesuaian diri” sudah
mengalami banyak perubahan. Karena kuatnya pengaruh pemikiran evolusi pada
psikologi, maka penyesuaian diri disamakan dengan adaptasi, yaitu suatu proses
dimana organism yang agak sederhana mematuhi tuntunan-tuntunan lingkungan. Meskipun
ada persamaan antara kedua istilaht tersebut, namun proses penyesuaian diri
yang kompleks tidak cocok dengan konsep adaptadi biologis yang agak sederhana. Erich
Fromm dalam bukunya, Escape From Freedom,
(Fromm,1941) mengemukakan konsep adaptasi yang menarik dan berguna yang
mendekati ide penyesuaian diri. Fromm membedakan apa yang dinamakannya adaptasi
statis dan adaptasi dinamik. Ia menggunakan adaptasi statis untuk menyebut
perubahan kebiasaan yang relative sederhana.
b. Penyesuaian diri dan Individualitas
Dalam mendefinisikan penyesuaian diri kita tidak boleh
melupakan perbedaan-perbedaan individual. Anak yang sangat cerdas atau genius
tidak sesuai dengan pola “normal” baik dalam kapasitas maupun dalam tingkah
lakunya, tetapi kita tidak dapat menyebutnya sebagai orang yang tidak dapat
menyesuaikan diri.
c. Penyesuaian diri sebagai
penyesuaian.
Penyesuaian
diri yang baik kelihatannya mengandung suatu tingkat penguasaan, yaitu
kemampuan untuk merencanakan dan mengatur respons-respons pribadi sedemikian
rupa sehingga konflik-konflik, kesulitan-kesulitan, dan frustasi-frustasi akan
hilang dengan munculnya tingkah laku yang efisien atau yang menguasai.
Konsep Penyesuaian Diri
Konsep penyesuaian diri Penyesuaian
dapat diartikan atau dideskripsikan sebagai adaptasi dapat mempertahankan
eksistensinya atau bisa survive dan memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan
rohaniah, dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan sosial.
Penyesuaian dapat juga diartikan sebagai konformitas, yang berarti menyesuaikan
sesuatu dengan standar atau prinsip. Penyesuaian sebagai penguasaan, yaitu
memiliki kemampuan untuk membuat rencana dan mengorganisasi respons-respons
sedemikian rupa, sehingga bisa mengatasi segala macam konflik, kesulitan, dan
frustrasi-frustrasi secara efisien. Individu memiliki kemampuan menghadapi
realitas hidup dengan cara yang memenuhi syarat. Penyesuaian sebagai penguasaan
dan kematangan emosional. Kematangan emosional maksudnya ialah secara positif
memiliki responss emosional yang tepat pada setiap situasi.
B.
pertumbuhan
Personal
Manusia
merupakan makhluk individu. Manusia itu disebut individu apabila pola tingkah
lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku
umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya
memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga
mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
Kepribadian
suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui
pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang. Setiap
individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal
itu membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor yang
mempengaruhinya terutama lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan karena
keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih banyak meluangkan
waktu dengan keluarga. Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma
yang mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan
individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat pun
terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi
pertumbuhan individu.
Pertumbuhan
adalah proses yang mencakup pertambahan dalam jumlah dan ukuran, keluasan dan
kedalaman. Prof. Gessel mengatakan, bahwa pertumbuhan pribadi manusia adalah
proses yang terus-menerus. Semua pertumbuhan terjadi berdasarkan pertumbuhan
yang terjadi sebelumnya.
Carl Rogers
(1961) menyebutkan 3 aspek yang memfasilitasi pertumbuhan personal dalam suatu
hubungan :
1.
Keikhlasan
kemampuan untuk menyadari perasaan sendiri, atau menyadari kenyataan.
2.
Menghormati
keterpisahan dari orang lain tanpa kecuali.
3.
Keinginan
yang terus menerus untuk memahami atau berempati terhadap orang lain.
Faktor
yang mempebgaruhi pertumbuhan personal :
a.
Faktor
biologis.
Karakteristik
anggota tubuh yang berbeda setiap orang, kepribadian, atau warisan biologis
yang sangat kental.
b.
Faktor
geografis.
Faktor
lingkungan yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorangdan nantinya akan
menentukan baik atau tidaknya pertumbuhan personal seseorang.
c.
Faktor
budaya.
Tidak
di pungkiri kebudayaan juga berpengaruh penting dalam kepribadian seseorang,
tetapi bukan berarti setiap orang dengan kebudayaan yang sama memiliki
kepribadian yang sama juga.
Seiring berjalannya waktu, maka terbentuklah individu yang
sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.
a. Aliran asosiasi Perubahan terhadap
seseorang secara bertahap karena pengaruh dan pengalaman atau empiri
(kenyataan) luar, melalui panca indera yang menimbulkan sensasiton (perasaan)
maupun pengalaman mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan reflektion.
b. Psikologi gestalt Pertumbuhan adalah
proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal sesuatu
secara keseluruhan, baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang
ada.
c. Aliran sosiologi Pertumbuhan adalah
proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat yang semula asosial maupun
sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan. Pertumbuhan individu sangat
penting untuk dijaga dari sejak lahir agar bisa tumbuh menjadi individu yang
baik.
REFERENSI
Semiun, Yustinus. 2006. Kesehatan
Mental. Pandangan Umum mengenai
Penyesuaian Diri dan Kesehatan Mental serta Teori-Teori yang Terkait.
Kanisius : Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar