Minggu ke 8
A.
Arti
Penting Stress
Hans Seyle pada tahun 1936 tantang general Adaptation Syndrome
(GAS). Menurutnya, ketika organisme berhadapan dengan stressor, dia akan
mendorong dirinya sendiri untuk melakukan tindakan. Usaha ini diatur oleh
kelenjar adrenal yang menaikkan aktivitas system syaraf simpatetik. Tanpa
memperhatikan penyebab dari ancaman, individu akan merespon dengan pola reaksi
fisiologis yang sama . selebihnya, dengan mengulangi atau memperpanjang stress,
sehingga akan melicinkan dan mematahkan sistem (Taylor,1991).
Stres adalah sekumpulan perubahan
fisiologis akibat tubuh terpapar
terhadap bahaya ancaman. Stres memiliki dua komponen: fisik yakni
perubahan fisiologis dan psikogis yakni
bagaimana seseorang merasakan keadaan dalam
hidupnya. Perubahan keadaan fisik dan psikologis ini disebut sebagai
stressor (pengalaman yang menginduksi respon stres) (Pinel, 2009).
Ø Efek-efek
stress menurut Hans Selye
a) Local
Adaptation Stres.
Tubuh
menghasilkan banyak respon setempat terhadap stres. Respon setempat ini
termasuk pembekuan darah dan penyembuhan luka, akomodasi cahaya, dll. Responnya
berjangka pendek.
b) Karakteristik
dari LAS :
ü Respon
yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua system.
ü Respon
bersifat adaptif ; diperlukan stresor untuk menstimulasinya.
ü Respon
bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus.
ü Respon
bersifat restorative.
c) General
Adaptation Syndrom
Selye (1983) menyatakan
munculnya sindrom adaptasi umum (GAS) melalui beberapa tahap berikut :
v Tahap
peringatan (Alarm Stage). Tahap reaksi awal tubuh dalam menghadapi berbagai
stressor. Tubuh tidak dapat bertahan pada tahapan ini dalam jangka waktu lama.
v Tahap
Adaptasi atau Eustres (Adaptation Stage). Tahap dimana tubuh mulai beradaptasi
dengan adanya stres dan berusaha mengatasi serta membatasi stresor.
Ketidakmampuan tubuh beradaptasi mengakibatkan tubuh menjadi rentan terhadap
penyakit.
v Tahap
Kelelahan atau distres (Exhaution Stage). Tahap dimana adaptasi tidak dapat
dipertahankan karena stres yang berulang atau berkepanjangan sehingga berdampak
pada seluruh tubuh
Efek
lain seperti efek fisiologis dari stres pada tubuh meliputi:
1) Nyeri
dada
2) Insomnia
atau tidur masalah
3) Nyeri
kepala Konstan
4) Hipertensi
5) Tukak
Stres dikatakan menjadi sebuah faktor
penunjang untuk produksi suatu penyakit tertentu, atau mungkin menjadi penyebab
respon perilaku negatif, seperti merokok, minum alkohol dan penyalahgunaan
narkoba yang semuanya dapat membuat kita rentan terhadap penyakit. Hal buruk
dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, sehingga menyebabkan tubuh kita
menjadi kurang tahan terhadap sejumlah masalah kesehatan. id.prmob.net › Stres
› Kesehatan › Hans Selye
Faktor-faktor
individual dan sosial yang menjadi penyebab stress
Ø Sumber
Stres (Stressor).
Sumber
stres adalah semua kondisi stimulasi yang berbahaya dan menghasilkan reaksi
stres, misalnya jumlah semua respons fisiologis nonspesifik yang menyebabkan
kerusakan dalam sistem biologis. Stress reaction acute (reaksi stres akut)
adalah gangguan sementara yang muncul pada seorang individu tanpa adanya
gangguan mental lain yang jelas, terjadi akibat stres fisik dan atau mental
yang sangat berat, biasanya mereda dalam beberapa jam atau hari. Kerentanan dan
kemampuan koping (coping capacity) seseorang memainkan peranan dalam terjadinya
reaksi stres akut dan keparahannya (Sunaryo, 2002).
Menurut Selye dalam menggolongkan stres
menjadi dua golongan yang didasarkan atas persepsi individu terhadap stres yang
dialaminya (Rice, 1992), yaitu :
Ø Distress(
stres negatif)
Merupakan stres yang merusak atau
bersifat tidak menyenangkan. Stres dirasakan sebagai suatu keadaan dimana
individu mengalami rasa cemas, ketakutan, khawatir atau gelisah. Sehingga
individu mengalami keadaan psikologis yang negatif, menyakitkan dan timbul
keinginan untuk menghindarinya.
Ø Eustress
(stres positif)
Eustress bersifat menyenangkan dan
merupakan pengalaman yang memuaskan, frase joy of stress untuk mengungkapkan
hal-hal yang bersifat positif yang timbul dari adanya stres. Eustress dapat
meningkatkan kesiagaan mental, kewaspadaan, kognisi dan performansi kehidupan.
Eustress juga dapat meningkatkan motivasi individu untuk menciptakan sesuatu,
misalnya menciptakan karya seni.
Faktor
individual penyebab stress :
Stress muncul dalam diri seseorang
melalui penilaian dari kekuatan motivasional yang melawan,bila seseorang
mengalami konflik. Konflik inilah yang merupakan sumber stress yang utama.
Faktor
sosial penyebab stress :
Stress juga dapat bersumber dari
interaksi individu dengan lingkungan sosialnya. Perselisihan dalam hubungan
seperti masalah keuangan, saling acuh tak acuh dan tujuan yang saling berbeda,
dapat menimbulkan tekanan ke dalam diri yang menyebabkan individu mengalami
stress. Pengalaman stress yang umum misalnya, bersumber dari pekerjaan ,
khususnya (occupational stress” yang telah diteliti secara luas
B. Tipe-Tipe Stress
Bayi, anak-anak dan dewasa semua dapat
mengalami stres. Sumber stres bisa
berasal dari diri sendiri, keluarga, dan komunitas sosial (Alloy, 2004).
Menurut Maramis (2009) dalam bukunya, ada empat sumber atau penyebab stres
psikologis, yaitu frustasi, konflik, tekanan, dan krisis.
Ø Frustasi
Frustasi timbul akibat kegagalan dalam
mencapai tujuan karena ada aral melintang, misalnya apabila ada perawat
puskesmas lulusan SPK bercita-cita ingin mengikuti D3 AKPER program khusus
puskesmas, tetapi tidak diizinkan oleh istri/suami, tidak punya biaya dan
sebagainya. Frustasi ada yang bersifat intrinsik (cacat badan dan kegagalan
usaha) dan ekstrinsik (kecelakaan, bencana alam, kematian orang yang dicintai,
kegoncangan ekonomi, pengangguran, perselingkuhan, dan lain-lain).
Ø Konflik
Konflik timbul karena tidak bisa memilih
antara dua atau lebih macammacam keinginan, kebutuhan atau tujuan. Ada 3 jenis
konflik, yaitu :
a. Approach-approach conflict,
terjadi apabila individu harus memilih satu diantara dua alternatif yang
sama-sama disukai, misalnya saja seseorang yangsulit menentukan keputusan
diantara dua pilihan karir yang sama-sama diinginkan. Stres muncul akibat
hilangnya kesempatan untuk menikmati alternatif yang tidak diambil. Jenis
konflik ini biasanya sangat mudah dan cepat diselesaikan.
b. Avoidance-avoidance conflict,
terjadi bila individu dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama tidak
disenangi, misalnya wanita muda yang hamil diluar pernikahan, di satu sisi ia
tidak ingin aborsi tapi disisi lain ia belum mampu secara mental dan finansial
untuk membesarkan anaknya nanti. Konflik jenis ini lebih sulit diputuskan dan
memerlukan lebih banyak tenaga dan waktu untuk menyelesaikannya karena
masing-masing alternatif memiliki konsekuensi yang tidak menyenangkan.
c. Approach-avoidance conflict,
merupakan situasi dimana individu merasa tertarik sekaligus tidak menyukai atau
ingin menghindar dari seseorang atau suatu objek yang sama, misalnya seseorang
yang berniat berhenti merokok, karena khawatir merusak kesehatannya tetapi ia
tidak dapat membayangkan sisa hidupnya kelak tanpa rokok.
Ø Tekanan
Tekanan
adalah hasil hubungan antara peristiwa-peristiwa persekitaran dengan
individu. Tekanan yang dihasilkan akan
bergantung kepada sumber tekanan dan cara individu tersebut bertindak balas.
Tekanan mental adalah sebagian daripada kehidupan harian. Ia merujuk kepada
kaedah yang menyebabkan ketenangan individu terasa di ancam oleh peristiwa
persekitaran dan menyebabkan individu tersebut bertindak balas. Tekanan mental
yang sederhana boleh menjadi pendorong kepada satu-satu tindakan dan pencapaian
tetapi kalau tekanan mental yang tinggi, tekanan boleh menimbulkan masalah
sosial dan seterusnya menggangu kesehatan.
Ø Kecemasan
Pengertian
dari kecemasan banyak dikemukakan oleh beberapa tokoh, diantaranya :
1) Maramis (1995) menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu
ketegangan, rasa tidak aman, kekhawatiran, yang timbul karena dirasakan akan
mengalami kejadian yang tidak menyenangkan.
2) Lazarus (1991) menyatakan bahwa kecemasan adalah reaksi
individu terhadap hal yang akan dihadapi. Kecemasan merupakan suatu perasaan
yang menyakitkan, seperti kegelisahan, kebingungan, dan sebagainya, yang
berhubungan dengan aspek subyektif emosi. Kecemasan merupakan gejala yang biasa
pada saat ini, karena itu disepanjang perjalanan hidup manusia, mulai lahir
sampai menjelang kematian, rasa cemas sering kali ada.
Pengertian kecemasan secara umum menurut
Freud Menurut Freud (dalam Alwisol, 2005:28) mengatakan bahwa kecemasan adalah
fungsi ego untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan datangnya suatu
bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif yang sesuai.. Kecemasan
berfungsi sebagai mekanisme yang melindungi ego karena kecemasan memberi sinyal
kepada kita bahwa ada bahaya dan kalau tidak dilakukan tindakan yang tepat maka
bahaya itu akan meningkat sampai ego dikalahkan.
C.
Symptom – Reducing Responses terhadap Stress
Kehidupan akan terus berjalan seiring dengan
berjalannya waktu. Individu yang mengalami stress tidak akan terus menerus
merenungi kegagalan yang ia rasakan. Untuk itu setiap individu memiliki
mekanisme pertahanan diri masing-masing dengan keunikannya masing-masing untuk
mengurangi gejala-gejala stress yang ada.
Berikut mekanisme pertahana diri (defense mechanism) yang biasa digunakan individu untuk dijadiakan
strategi saat menghadapi stress:
1. Indentifikasi
Identifikasi
adalah suatu cara yang digunakan individu untuk menghadapi orang lain dngan
membuatnya menjadi kepribadiannya, ia ingin serupa dan bersifat sama seperti
orang lain tersebut. Misalnya seorang mahasiswa yang menganggap dosen
pembimbingnya memiiliki kepribadian yang menyenangkan, cara bicara yang ramah,
dan sebagainya. Maka mahasiswa tersebut akan meniru dan berperilaku seperti
dosennya.
2. Kompensasi
Seorang
individu tidak memperoleh kepuasan di bidang tertentu, tetapi mendapatkan
kepuasan di bidang lain. Misalnya Andi memiliki nilai yang buruk dalam bidang
Matematika, namun prestasi olah raga yang ia miliki sangatlah memuaskan.
3. Overcompensation/
reaction formation
Perilaku
seseorang yang gagal mencapai tujuan dan orang tersebut tidak mengakui tujuan
pertama tersebut dengan cara melupakan serta melebih-lebihkan tujuan kedua yang
biasanya berlawanan dengan tujuan pertama. Misalnya seorang anak yang ditegur
gurunya karena mengobrol saat upacara, bereaksi dengan menjadi sangat tertib
saat melaksanakan upacara dan menghiraukan ajakan teman untuk mengobrol.
4. Sublimasi
Sublimasi
adalah suatu mekanisme sejenis yang memegang peranan positif dalam menyelesaikan
suatu konflik dengan pengembangan kegiatan yang konstruktif. Penggantian objek
dalam bentuk-bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat dan derajatnya lebih
tinggi. Misalnya sifat agresifitas yang disalurkan menjadi petinju atau tukang
potong hewan.
5. Proyeksi
Proyeksi
adalah mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifat batin sendiri pada
objek di luar diri atau melemparkan kekurangan diri sendiri pada orang lain.
Mutu proyeksi lebih rendah daripada rasionalisasi. Contohnya seorang anak tidak
menyukai temannya, namun ia berkata temannyalah yang tidak menyukainya.
6. Introyeksi
Introyeksi
adalah memasukan dalam pribadi dirinya sifat-sifat pribadi orang lain. Misalnya
seoarang wanita mencintai seorang pria, lalu ia memasukan pribadi pria tersebut
ke dalam pribadinya.
7. Reaksi konversi
Secara
singkat mengalihkan konflik ke alat tubuh atau mengembangkan gejala fisik.
Misalkan belum belajar saat menjelang bel masuk ujian, seorang anak wajahnya
menjadi pucat dan berkeringat.
8. Represi
Represi
adalah konflik pikiran, impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan paksaan
ditekan ke dalam alam tidak sadar dan dengan sengaja melupakan. Misalnya seorang
karyawan yang dengan sengaja melupakan kejadian saat ia dimarahi oleh bosnya
tadi siang.
9. Supresi
Supresi
yaitu menekan konflik, impuls yang tidak dapat diterima secara sadar. Individu
tidak mau memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan dirinya. Misalnya dengan
berkata “Sebaiknya kita tidak membicarakan hal itu lagi.”
10. Denial
Denial
adalah mekanisme perilaku penolakan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan.
Misalnya seorang penderita diabetes memakan semua makanan yang menjadi
pantangannya.
11. Regresi
Regresi
adalah mekanisme perilaku seseorang yang apabila menghadapi konflik frustasi,
ia menarik diri dari pergaulan dengan lingkunganya. Misalnya artis yang sedang
digosipkan berselingkuh, karena malu maka ia menarik diri dari perkumpulannya.
Selain
mekanisme pertahanan diri yang digunakan untuk mengatasi serta mengurangi
stress yang timbul karena adanya stressor, individu dapat juga menggunakan
berbagai strategi coping yang spontan untuk mengatasi stress “minor”.
Coping strategy merupakan koping yang digunakan individu
secara sadar dan terarah dalam mengatasi sakit atau stressor yang dihadapinya. Metode koping bisa diperoleh dari proses
belajar dan beberapa relaksasi. Jika individu menggunaan strategi koping yang
efektif dan cocok dengan stressor
yang dihadapinya, stressor tersebut
tidak akan menimbulkan sakit (disease),
tetapi stressor tersebut akan menjadi
suatu stimulan yang memberikan wellness
dan prestasi.
Untuk mengatasi stres “minor”, individu dapat melakukan
berbagai macam koping spontan dan sederhana. Tidak perlu memerlukan banyak
biaya dan waktu yang dikorbankan. Stres “minor” merupakan stres yang tidak
terlalu besar pengaruhnya terhadap individu yang merasakannya. Misalnya seperti
kecelakaan, mendapat nilai yang buruk di rapot, telat datang ke kantor, dan
lain sebagainya.
Biasanya jika tingkat stres yang dirasakan individu cukup
parah, peranan obat/medikasi sangat membantu. Namun terlalu banyak mengkonsumsi
obat-obatan di saat stres juga tidak baik pengaruhnya bagi kesehatan fisik.
Ada beberapa teknik terapi yang dicobakan untuk mengatasi
stres. Biofeedbacknadalah suatu
teknik untuk mengetahui bagian tubuh mana yang terkena stres dan kemudian
belajar untuk menguasainya. Teknik ini menggunakan serangkaian alat yang cukup
rumit, gunanya sebagai feedback atau
umpan balik terhadap bagian tubuh tertentu. Biofeedback
kurang efektif untuk digunakan secara praktis.
Untuk mengatasi stres minor, individu dapat mengatur
istirahat yang cukup dan olah raga yang teratur. Karena cara hidup yang teratur
dapat membuat orang jarang mengalami stres.
Relaksasi dan meditasi juga salah satu cara untuk mengurang
stres “minor”. Dengan merasa rileks, seseorang dapat lebih tajam untuk
mengetahui bagaian tubuh mana yang mengalami stres lalu mengembalikan kondisi
tubuh ke kondisi semula. Selain iu meditasi juga memiliki keuntungan lain
seperti konsentrasi menjadi lebih tajam dan pikira menjadi lebih tenang.
Namun dari semua strategi yang ada, menguah sikap hidup
merupakan strategi yang paling ampuh untuk mengurangi stres yang dirasakan.
Dengan mengubah pikiran negatif menjadi positif orang bisa merasa lebih baik
dalam menghadapi stressornya. Orang juga merasa ikhlas dalam menjalani setiap
masalah yang akan terus ada dalam hidupnya.
Strategi koping yang berhasil mengatasi stres harus memiliki
empat komponen pokok:
1.
Peningkatan kesadaran terhadap masalah: mengetahui dan
memahami masalah serta teori yang melatarbelakangi situasi yang tengah
berlangsung.
2.
Pengolahan informasi: suatu pendekatan dengan cara
mengalihkan persepsi sehingga ancaman yang ada akan diredam. komponen ini
meliputi pengumulan informasi dan pengkajian sumber daya yang ada untuk
memecahkan masalah.
3.
Pengubahan perilaku: suatu tindakan yang dipilih secara sadar
dan bersifat positif, yang dapat meringankan, meminimalkan, atau menghilangkan stressor.
4.
Resolusi damai: suatu perasaan bahwa situasi telah berhasil
di atasi.
D. Pendekatan Problem Solving terhadap Stress
Istilah problem solving sering digunakan dalam
berbagai bidangilmu dan memiliki pengertian yang berbeda-beda pula. Tetapi
problemsolving dalam matematika memiliki kekhasan tersendiri. Problemsolving
dalam matematika adalah proses dimana seorang siswa ataukelompok siswa menerima
tantangan yang berhubungan denganpersoalan matematika dimana penyelesaiannya
dan caranya tidaklangsung bisa ditentukan dengan mudah dan
penyelesaiannyamemerlukan ide matematika. Secara garis besar terdapat tiga
macaminterpretasi istilah problem solving dalam pembelajaran matematika,yaitu:
1) problem
solving sebagai
tujuan (as a goal)
2)
problem solving sebagai proses (as a process)
3) problem
solving sebagai
keterampilan dasar (as a basic skill)
Stress
tidak baik bagi kesehatan psikis kita,
untuk meningkatkan toleransi Seringkalo terjadi pada diri kita, dengan cara menimbulkan
reaksi lebih stres dan psikosomatik: kulit,
sakit kepala, nyeri sendi dan nyeri otot, gastritis, ulkus, gangguan pencernaan
dan melemahnya umum imunitas.Beberapa diusulkan di sini tips dan mengajari
tubuh Anda untuk melakukan tanpa obat penenang, stimulan, kafein dan rokok.
Banyak ilmuwan
setuju tentang manfaat Toleransi dan penyembuhan Stress. Membenci pada orang,
kita kembali ke bagian primitif otak (salah satu yang dan reptil), dan yang
memprovokasi kita untuk bertingkah laku yang tidak sepantasnya, dengan
mengadakan sikap negative, salah satunya stress. Jadi kita menjaga tubuh dan
pikiran kita dalam stres yang konstan, agar tiddak mempengaruhi kesehatan kita.
Contohnya :
“Anda berjalan, berlari, berenang, melompat
di trampolin (Anda dapat membeli trampolin kecil) dan sebagainya. Bahkan latihan
fisik yang paling dasar meningkatkan tingkat norepinorfina di otak, suatu zat
yang membantu kita untuk lebih menahan stres. Praktek yoga, meditasi, tai chi, atau latihan
pernapasan.”
“Praktek kuno ini berkontribusi pada
pencapaian keseimbangan antara tubuh dan pikiran, memperlambat denyut jantung, pernapasan
dan relaksasi otot yang mendalam. Mulai kecil: lima bermeditasi menit sehari,
sebelum tidur dan setelah bangun. Sebuah hasil positif akan Anda energi untuk
latihan lagi.”
REFERENSI
Halgin,
R.P., Whitbourne, S.K. 2010. Psikologi
abnormal. Jakarta: Salemba Humanika
Sunaryo.
2002. Psikologi untuk keperawatan.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Siswanto. 2007. Kesehatan
mental; konsep, cakupan, dan perkembangannya. Yogyakarta: C.V Andi Offset
Tidak ada komentar:
Posting Komentar